Rabu 13 Feb 2019 14:48 WIB

Komentari Guru, Mendikbud Dirundung di Media Sosial

Menurutnya guru harus memiliki wibawa agar disegani murid.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat berbincang dengan wartawan di Gedung Kemendikbud, Jakarta pada Rabu (30/1).
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy saat berbincang dengan wartawan di Gedung Kemendikbud, Jakarta pada Rabu (30/1).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengaku dirinya dirundung di media sosial. Aksi perundungan dimula karena ia mengatakan guru harus mempunyai wibawa.

"Saya di-bully (dirundung) di media sosial. Saya sangat menghargai guru yang sabar, tapi kalau sabar berlebihan juga tidak baik," ujar Muhadjir saat menutup Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) 2019 di Depok, Jawa Barat, Rabu (13/2).

Menurut Muhadjir guru harus mempunyai wibawa, kalau tidak berwibawa murid tidak akan menurut atau patuh. Guru yang berwibawa disegani murid.

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang itu menilai guru yang berwibawa bukanlah guru yang galak ataupun yang menjaga jarak. Melainkan guru yang dekat dengan murid, disegani dan dihormati muridnya.

"Guru harus proporsional. Guru ibarat silat banyak jurus, kapan harus menggunakan jurus kapan tidak," ujar dia.

Mendikbud mengaku dia keberatan kalau sanksi tidak boleh diberikan oleh guru. Guru tugasnya memberikan penghargaan dan kapan memberikan hukuman. Meskipun pada saat ini, sanksi juga dilema.

"Guru harus membantu anak agar bisa menemukan jatidirinya, siapa tahu anak yang memiliki perilaku khusus, ternyata di masa depan menjadi anak yang istimewa," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement