REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Penggagas gerakan suluh kebangsaan, Mahfud MD, mengajak para pendukung pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) untuk tidak saling ejek. Mahfud menilai, kedua paslon tidak melakukan aksi saling ejek, melainkan para pendukungnya.
"Saya tidak melihat kedua pasangan saling ejek, tidak ada. Yang muncul saling ejek kan pendukungnya, kita imbau pendukung (paslon) jangan bikin berita hoaks dan jangan memancing pertengkaran karena kedua pasangan ini dalam catatan saya dan kita semua, tidak ada yang saling ejek," ujar sarasehan gerakan suluh kebangsaan di Hotel Golden Palace, Mataram, NTB, Selasa (12/2).
Mahfud juga mengimbau masyarakat tidak mengedepankan politik identitas dalam pemilu. Mahfud tidak mengingkari bahwa masyarakat memang boleh saka memilih seseorang karena kesamaan agama dan suku, tapi jangan menjadikan hal tersebut untuk membuat konflik.
"Oleh sebab itu, selesai pemilihan, rukun. Karena agama, suku, kita milih berdasarkan itu boleh saja, tapi jangan karena itu menjadi konflik, begitu selesai kita bersatu lagi," kata Mahfud.
Mahfud juga berharap tingkat partisipasi pemilih semakin meningkat. Berdasarkan hasil survei, kata Mahfud, tingkat golput dari 20 persen saat ini diprediksi akan turun menjadi 14 persen.
"Saya tidak tahu seberapa mengkhawatirkan (golput) tapi golput itu sebaiknya tidak dilakukan oleh yang punya hak suara, pilih saja mana yang lebih baik karena dalam demokrasi tidak akan ada calon pemimpin yang ideal, yang ada yang (calon pemimpin) yang relatif lebih baik dibandingkan yang lain," kata Mahfud menambahkan.
Baca juga: Jokowi Kaget dengan Harga Tiket Pesawat
Baca juga: Makin Terasanya Dampak Tiket Mahal dan Tarif Bagasi