Senin 11 Feb 2019 17:11 WIB

Rekaman Telepon Ungkap Rencana Pertemuan James Riady-Neneng

James Riady sebelumnya menyebut pertemuan dengan Neneng spontan.

Rep: Djoko Suceno/ Red: Muhammad Hafil
CEO Lippo Group James Riady bersiap menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (30/10).
Foto: Republika/ Wihdan
CEO Lippo Group James Riady bersiap menjalani pemeriksaan di gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Selasa (30/10).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jaksa pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan pertemuan antara CEO Lippo Group, James Riady, dengan bupati Bekasi nonaktif, Neneng Hasanah, sudah direncanakan. Hal ini sekaligus menepis keterangan James yang menyebutkan pertemuannya itu berlangsung spontan (tanpa perencanaan).

Untuk membuktikan hal tersebut, Jaksa KPK, Yadyn, memutar rekaman percakapan melalui telepon genggam antara Edi Dwi Soesianto, Kepala Divisi Land Acquisition and Permit PT Lippo Cikarang, dengan Bartholomeus Toto yang pernah menjabat presiden direktur PT Lippo Cikarang.

Rekaman percakapan keduanya diputar di sidang lanjutan dugaan suap perizinan megaproyek Meikarta di Pengadilan Tipikor, Bandung, Senin (11/2). Percakapan tersebut berlangsung tanggal 6 Januari 2018. 

Menurut jaksa, dalam percakapan tersebut Toto lebih aktif berkomunikasi. Toto mengungkapkan kepada lawan bicaranya bahwa James Riady mau ketemu sama Neneng agar urusan cepat beres. "Apa maksud Toto ini?" tanya Jaksa kepada Edi yang dihadirkan sebagai saksi dalam persidang tersebut.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Edi mengatakan. "Ya artinya selama ini kita masih banyak urusan-urusan di Pemkab (Bekasi)," ucap dia. "Apakah termasuk urusan Meikarta?" tanya jaksa. Edi kemudian menjawab. "Ada kemungkinan, tapi saya nggak bisa secara eksplisit. Bisa jadi," ujar dia.

Sebagaimana diberitakan, dalam sidang sebelumnya, James mengaku bertemu dengan Neneng di rumah dinasnya untuk menengok sang bupati setelah melahirkan. Ia mengaku menemui Neneng yang kini menjadi terdakwa kasus suap di KPK secara spontan.

"Pada saat itu (menemui Neneng) spontan setelah melahirkan. Sebagai bupati baru melahirkan dan menjalankan tugas kan bebannya berat,’’ ujar James yang hadir dengan mengenakan stelan jas warna hitam dan kemaja putih.

Hakim Ketua Tasdi yang memimpin jalannya persidangan menanyakan apakah ada perbincaraan khusus mengenai proyek Meikarta saat bertemu dengan Bupati Bekasi. James kemudian menyampaikan bahwa pertemuan tersebut tak pernah membahas masalah proyek.

Dalam perbincangan dengan Neneng Hasanah, ia mengaku hanya bicara basa-basi. "Tidak ada hal lain (masalah proyek) yang dibicarakan. Yang aktif bicara bupati,’’ ujar dia.

Berikut percakapan Bartholomeus Toto dengan Edi Dwi Soesianto :

Toto: Bisa ngomong sebentar?

Edi : Ya, bisa

Toto: Pak James sama Pak Billy mau ketemu ibu. Kalau nggak besok, Senin. Jadi mau ngomong bertiga. Bagus nggak? Bagus kan?

Toto: Jadi mau ketemu, Pak James. Bagus kan mau ketemu, jadi bagus supaya urusan kita beres. Ya kalau besok bisanya sore, kalau nggak berkenan ya Senin

Toto: Tapi ngomongnya hati-hati ya, ya. 

 

photo
Kronologi duaan suap kasus Meikarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement