Ahad 10 Feb 2019 23:45 WIB

Sebagian Nelayan Korban Tsunami Butuh Bantuan Perahu

Sebagian nelayan terpaksa menjadi pengojek, pedagang atau buruh bangunan

Petugas membersihkan puing-puing rumah dan sampah pasca terjangan tsunami Selat Sunda di Kampung Teluk Nelayan I, Labuan, Pandeglang, Banten, Rabu (9/1/2019).
Foto: Antara/Harosan Akhmad
Petugas membersihkan puing-puing rumah dan sampah pasca terjangan tsunami Selat Sunda di Kampung Teluk Nelayan I, Labuan, Pandeglang, Banten, Rabu (9/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Sejumlah nelayan pesisir selatan Pandeglang, Banten pascatsunami membutuhkan bantuan perahu guna kelancaran usaha tangkapan ikan. Hal itu karena perahu milik mereka mengalami kerusakan berat, bahkan sebagian kayu terlepas juga mesin motornya hilang.

"Kita sekarang tengah memperbaiki perahu yang rusak akibat diterjang tsunami," kata Holid (45) seorang nelayan Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Teluk, Labian, Ahad (10/2).

Kerusakan perahu itu tentu membutuhkan modal sekitar Rp 20 juta,namun hingga kini belum memiliki modal. Karena itu, dirinya berharap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), pemerintah Banten maupun BUMN dapat menyalurkan bantuan perahu.

"Kami sangat membutuhkan bantuan perahu agar bisa kembali melaut," katanya menjelaskan. Begitu juga Tahlidin (55), seorang nelayan TPI Pantai Carita mengatakan sebagian besar nelayan di sini belum melaut akibat kerusakan perahu diterjang gelombang tsunami.

Ia mengatakan nelayan di sini sekitar 50 orang mendambakan bantuan perahu agar bisa kembali normal melaut pascatsunami. Mereka nelayan selama tidak melaut terpaksa usaha sampingan dengan beralih profesi menjadi pengojek sepeda motor, pedagang keliling dan  buruh bangunan.

"Kami belum berpikir untuk kembali melaut karena tidak memiliki modal yang diperkirakan menghabiskan dana sebesar Rp 17 juta itu," katanya. Sementara itu, Yanto, seorang petugas TPI Teluk mengaku bahwa nelayan di sini sekitar 700 orang belum semua melaut akibat diterjang tsunami.

Kebanyakan nelayan TPI Teluk secara tradisional dengan menggunakan perahu kincang dan bermesin motor beleketek. Mereka nelayan itu hingga kini masih tinggal di pengungsian akibat rumahnya hancur diterjang tsunami.

"Kami memperkirakan kerusakan perahu sekitar 60 persen dan perlu mendapatkan bantuan agar nelayan kembali melaut," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement