Ahad 10 Feb 2019 19:45 WIB

Demam Berdarah di Sleman Capai 78 Kasus

Kabupaten Sleman memiliki siklus penyakit DBD yang selalu terjadi belakangan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Yusuf Assidiq
Petugas memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD).
Foto: Antara/Prasetia Fauzani
Petugas memberikan penanganan medis kepada pasien penderita Demam Berdarah Dengue (DBD).

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Tim Kelompok Kerja Operasional Demam Berdarah Dengue (Pokjanal DBD) Kabupaten Sleman, DIY, kembali mengadakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Kali ini, Pokjanal DBD melakukan PSN di Dusun Keceme dan Dusun Jumeneng.

Wilayah Dusun Keceme berada di Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman, sedangkan Dusun Jemeneng berada di Desa Sendangadi, Kecamatan Mlati. Terdapat sebanyak 129 rumah di Dusun Keceme yang dimonitor Tim Pokjanal Kabupaten Sleman.

Dari rumah-rumah yang diperiksa tersebut, sebanyak 24 rumah positif ditemukan jentik nyamuk. Dengan begitu, Angka Bebas Jentik (ABJ) di Dusun Keceme hanya sebesar 81,39 persen.

Sementara, di Dusun Jumeneng terdapat 93 yang dimonitoring Tim Pokjanal DBD Kabupaten Sleman, dengan 29 rumah di antaranya ditemukan jentik nyamuk. Dari sana, ABJ di Dusun Jumeneng hanya sebesar 68,8 persen.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Novi Krisnaini mengimbau, agar masyarakat untuk selalu menjaga keberhasihan lingkungannya demi mencegah jatuhnya korban.

Novi menekankan, Kabupaten Sleman memiliki siklus penyakit DBD yang selalu terjadi belakangan. Karenanya, ia menekankan, agar masyarakat terus meningkatkan kewaspadaan terhadap DBD.

"Sleman memang mempunyai siklus empat tahunan, pada 2019 ini diprediksi meningkat. Pada tahun ini yang belum genap dua bulan ini jumlah kasus DBD di Kabupaten Sleman telah mencapai 78 kasus," kata Novi, akhir pekan lalu.

Ia mengingatkan, jumlah itu malah sudah mencapai setengah dari kasus DBD yang terjadi sepanjang 2018 lalu. Sebab, tahun lalu, total kasus DBD  yang terjadi sepanjang 2018 sebanyak 144 kasus.

Novi berharap, dengan adanya kegiatan pemberantasan sarang nyamuk itu, dapat menekan angka kasus DBD di Kabupaten Sleman. Namun, ia menegaskan, semua itu memerlukan kesadaran bersama. "Kalau mengandalkan pemerintah tentu tidak akan mampu, maka setidaknya setiap rumah harus mempunyai satu juru pemantau jentik," ujar dia.

Kegiatan itu tidak akan berhenti. Setelah ini, Tim Kelompok Kerja Operasional Demam Berdarah Dengue Kabupaten Sleman rencananya akan kembali mengadakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di beberapa tempat.

Terdekat, pemberantasan sarang nyamuk akan dilaksanakan di Gamping yaitu pada 15 Februari 2019. Setelah itu, pemberantasan sarang nyamuk akan dilakukan di Godean dan Kecamatan Depok pada 22 Februari 2019.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement