Ahad 10 Feb 2019 17:17 WIB

Pasien DBD Melonjak di RSUD Ambarawa

Jumlah pasien DBD di Januari hampir sama dengan pasien sepanjang 2018.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Jumlah pasien Demam Berdarah Dengue (DBD) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah  mengalami lonjakan signifikan. Dalam satu bulan terakhir angka penderita DBD yang ditangani oleh rumah sakit ini hampir menyamai jumlah kasus DBD yang ditangani sepanjang tahun 2018.

"Memang ada lonjakan pasien pada bulan Januari hingga pekan pertama bulan Februari 2019 ini," ungkap Direktur RSUD Ambarawa, Rini Sulistyowati, Ahad (10/2).

Baca Juga

Ia menjelaskan, sepanjang tahun 2018, RSUD Ambarawa menangani 148 pasien penderita DBD. Namun sepanjang Januari hingga Februari ini jumlah pasien DBD yang ditangani telah mencapai 127 pasien.

Rinciannya, sebanyak 121 pasien ditangani pada periode Januari 2019. Artinya, kasus DBD yang ditangani RSUD Ambarawa pada periode Januari hingga awal Februari ini telah melonjak.

"Bahkan boleh dibilang hampir mendekati Jumlah kasus DBD yang ditangani RSUD Ambarawa sepanjang tahun lalu," ungkap Rini.

Selama bulan Januari kami merawat 121 pasien DB. Sedangkan data sementara bulan Frbruari ini bertambah lagi enam orang pasien atau menjadi 127 orang pasien.

Dari 121 pasien yang ditangani sepanjang Januari 2019 terdiri atas 86  pasien positif DBD, 25 orang pasien DB, dan tujuh orang pasien DSS. Adapun jumlah pasien yang meninggal dunia ada dua orang dari kategori Demam Shock Syndrome (DSS). "Pada tahapan DSS, biasanya sel darah merah pasien sudah rusak dan menjadi faktor utama penyebab kematian," tandasnya.

Rini juga menjelaskan, awal tahun 2019 ini seperti siklus wabah DBD yang kembali terulang, sehingga kasusnya pun meningkat drastis. Terkait hal ini, RSUD Ambarawa sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang untuk lebih menggalakkan upaya pencegahan. "Sepeeri mengaktifkan petugas jumantik dan melakukan PSN," tambahnhya.

Terpisah, Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang, Hasty Wulandari, menambahkan dinasnya sudah menambah kerja tim untuk mendukung gerakan PSN. Menurut Hasty, melalui PSN dan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik maka pengendalian wabah DB akan lebih efektif mudah dilaksanakan.

Ia juga berharap masyarakat dan tim kesehatan di lapangan mampu bersinergi untuk menurunkan angka pasien DB di wilayah Kabupaten Semarang. "Karena kami sudah jarang melakukan pencegahan dengan cara fogging, selain menggerakkan petugas di puskesmas untuk menggiatkan PSN dan mengoptimalkan peran jumantik di tiap-tiap desa ," lanjutnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement