Sabtu 09 Feb 2019 15:47 WIB

BSSN akan Pasang Sensor Siber di 34 Provinsi

Sejauh ini, Indonesia baru memiliki 21 sensor siber.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Esthi Maharani
peretas
peretas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ancaman kemanan siber di Indonesia dinilai sudah dalam posisi darurat. Tercatat sebanyak 225,9 juta serangan siber dalam kurun 2018 hingga sekarang menyerang sistem data warga maupun instansi di Indonesia. Meski tertinggal dari negara tetangga soal keamanan siber, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) berencana memasang sensor siber di 34 provinsi.

“Sejauh ini, Indonesia baru memiliki 21 sensor siber. Kalau sudah dipasang di 34 provinsi, mungkin jumlahnya bisa mencapai 50 sensor,” kata Kepala BSSN Djoko Setiadi kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (9/2).

Dia menjelaskan, sebagai negara dengan teritorial dan akses internet yang masif, Indonesia belum mampu memasang sensor siber dengan jumlah yang banyak. Alasannya, kata dia, BSSN terkendala sumber daya manusia dan sumber anggaran. Sebagai informasi, satu sensor siber yang ada di Indonesia harganya berkisar Rp 4 juta.

Sebagai lembaga yang berfungsi mengamankan keamanan data nasional, dana yang dimiliki masih minim yakni Rp 2,2 triliun. Sebagai perbandingan, Amerika Serikat menganggarkan Rp 260 triliun untuk lembaga keamanan sibernya.

“Dengan anggaran sebesar itu saja, sistem keamanan Amerika masih bisa diretas. Bagaimana dengan Indonesia,” kata Chairman Lembaga Riset Keamanan Siber CISSREC, Pratama Persadha, kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (9/2).

Pratama mengapresiasi langkah BSSN untuk memasang sensor siber di 34 provinsi di Indonesia, namun begitu dia berharap pemerintah dapat menambahkan anggaran BSSN dalam menjalankan fungsinya. Dia juga mengimbau pada pemerintah untuk tidak terlalu mengeluarkan energi terlalu besar pada urusan penyebaran hoaks. Menurut dia, meski hoaks merupakan permasalahan yang harus diberantas, tapi hal itu hanyalah bagian kecil dari permasalahan keamanan siber.

“Permasalahan utamanya ada di sektor perbankan, bisnis, maritim, militer, politik, hingga transportasi. Kalau hanya sekadar memberantas hoaks, itu hanya remah-remahnya saja. Lebih baik fokus ke yang besar dulu, hulunya,” kata dia.

Sebagai negara dengan luas terotori dan akses internet yang luas, Indonesia tertinggal jauh dari Taiwan. Negara ‘mungil' asal Asia itu bahkan memiliki enam ribu sensor siber agar dapat menghalau kejahatan siber di negaranya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement