Sabtu 09 Feb 2019 07:49 WIB

Korban Meninggal Akibat DBD di Bogor Terus Bertambah

Ade Yasin mengatakan hingga saat ini pihaknya masih berupaya menekan penyakit DBD.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Bilal Ramadhan
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi)
Foto: Republika/Prayogi
Pasien demam berdarah dengue (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Jumlah kasus penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Bogor terus meningkat. Tercatat dari data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor hingga 4 Februari 2019, terdapat 410 kasus DBD di negeri tegar beriman tersebut.

“Datanya terus berubah, yang baru dilaporkan ke kami terakhir adalah tanggal empat kemarin,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor Agus Fauzi kepada Republika, Jumat (8/2).

Agus mengatakan, dari jumlah kasus yang ada terdapat lima orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Kasus DBD di Kabupaten Bogor tersebar di 27 kecamatan yang ada, antara lain Cibinong, Bojonggede, Cileungsi, Gunung Putri, Citeureup, Klapanunggal, Gunung Sindur, Sukaraja, Babakan Madang, Ciawi, Tajur Halang, Cibungbulang, Ciomas, Megamendung, Ciampea, Dramaga, Jonggol, Kemang, Caringin, Rancabungur, Taman Sari, Tanjung Sari, Cariu, Cisarua, Ciseeng, Suka Makmur, dan Leuwisadeng.

Meski demikian, dia menyebut, Dinkes Kabupaten Bogor belum dapat menetapkan status DBD yang menjangkit beberapa wilayah itu sebagai kejadian luar biasa (KLB). Saat ini, kata dia, pihaknya masih berupaya menggerakkan jajarannya untuk menggencarkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di seluruh wilayah.

Dia juga mengimbau kepada masyarakat untuk waspada terhadap tempat perindukan nyamuk, seperti ban bekas, pagar bambu, genangan air di bak atau kaleng-kaleng bekas, pot bunga, hingga tempat penadahan air dispenser dan kulkas.

Menanggapi hal itu, Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih berupaya menekan penyakit DBD agar tak menjangkit wilayah Kabupaten Bogor. Dia mengaku telah menginstruksikan jajarannya untuk berupaya memberantas sarang nyamuk.

“Kami lakukan Gertak (gerakan serentak) dan juga kita berikan instruksi kepada canat dan kepala desa untuk membagikan bubuk abate secara gratis. Fogging juga terus kami lakukan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan Dinkes pastinya,” kata politisi PPP itu.

Salah satu warga Desa Tajur Halang, Asih Dwi Astuti, menuturkan, saat anaknya terserang DBD dan harus dirawat di rumah sakit. Saat itu, kata Asih, anaknya mengalami demam yang tidak stabil dalam kurun waktu empat hari.

“Di hari kelima, panas badan anak saya sampai 40 derajat. Panas banget,” kata dia.

Mendapati panas tubuh anaknya cukup tinggi, Asih segera melarikan anaknya ke Rumah Sakit Sentosa, di Kemang, Bogor. Setelah melewati pemeriksaan, anak Asih dinyatakan positif DBD. Setelah kasus anaknya, lingkungan rumah Asih langsung dilakukan fogging.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement