Jumat 08 Feb 2019 16:17 WIB

Cegah DBD, Pemprov Fogging Gedung Sate

Dinkes Jabar mencatat sudah 2.461 kasus demam berdarah terjadi hingga Januari.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Friska Yolanda
Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) di kompleks Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/2/2019).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Seorang petugas melakukan pengasapan (fogging) di kompleks Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Jumat (8/2/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kantor Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang sering disebut Gedung Sate, penuh asap karena dilakukan fogging, Jumat (8/2). Biro Humas dan Protokol Setda Jawa Barat, fogging dilakukan sebagai upaya mencegah penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Fogging tersebut diinisiasi oleh Biro Umum Setda Jawa Barat bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Pelaksanaannya di luar Gedung Sate dan saluran air hingga taman belakang tempat kerja Gubernur dan Wagub Jabar.

Pengasapan tersebut dilakukan sekitar dua jam yakni dari pukul 07.00 hingga pukul 09.00 WIB. Aksi petugas yang melakukan fogging di sekitar Gedung Sate Bandung menyita perhatian warga yang berkunjung ke tempat ini. 

Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Barat  sendiri mencatat telah terjadi 2.461 kasus Demam Berdarah (DBD) dari akhir 2018 sampai dengan Januari 2019. Menurut Sekdis Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Barat, Uus Sukmara, sampai dengan Januari sebanyak 18 orang di Jabar meninggal dunia karena DBD.

photo
Fogging atau pengasapan untuk mencegah wabah DBD dilakukan di komplek Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Jumat (8/2).

Uus mengatakan, pasien DBD tersebut meninggal karena keterlambatan penangan saat ditangani di rumah sakit. “Yang meninggal keterkaitan DBD karena keterlambatan dalam diagnosa, jadi ketika dia dibawa rumah sakit dia sudah shock,” ujar Uus di acara Jawa Barat Punya Informasi (Japri) di Gedung Sate Kota Bandung, Jumat (8/2).

Uus menjelaskan, ke-18 korban tersebut berasal dari Bandung Barat, Cimahi, Cianjur, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Depok dan Kota Bandung. “Yang lebih dari dua itu Bandung Barat, Cimahi, Kabupaten Bandung dan Kota Bogor, pada umumnya karena keterlambatan diagnosa,” katanya.

Terkait perkembangan DBD di Jawa Barat, menurut Uus, dari tahun ke tahun sebenarnya telah mengalami perubahan sejak 2016. Pada 2016, tercatat ada 36.569 kasus dengan 276 orang meninggal, pada 2017 terdapat 11.422 kasus dengan 56 orang meninggal dunia. Kemudian, pada 2018 kembali naik menjadi 11.458 kasus dengan 57 orang meninggal dunia.

Pada awal 2019 ini, kata dia, kasus DBD yang paling tinggi di Jabar terjadi di lima daerah. Yakni, Kota Depok dengan 319 kasus, Kabupaten Bandung 236 kasus, Kota Bandung 224 kasus, Kabupaten Bandung Barat 277 kasus dan Kota Cimahi 200 kasus. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement