REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Sekretaris TKN Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, mengungkapkan bahwa isu kebocoran anggaran merupakan bahan kampanye Prabowo sejak 2014. Menurut Hasto di sela acara Safari Kebangsaan di Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (8/2), tuduhan itu tidak pernah bisa dibuktikan Prabowo.
"Yang terbukti kebocoran yang terjadi dalam pencalegan, ada calon koruptor. Itu kan juga kebocoran," kata Hasto menjawab pertanyaan wartawan. Caleg mantan napi korupsi sudah terungkap dalam publikasi yang baru dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Hasto menyarankan agar Prabowo melaporkan saja ke aparat bila memang benar ada bukti atas dugaan kebocoran anggaran yang dimaksudnya. "Kalau melihat itu berdasarkan fakta-fakta, bukan sekadar retorika," kata Hasto.
Dalam kesempatan ini, Sekjen PDI Perjuangan ini juga menanggapi pernyataan Prabowo yang menyebut ada genderuwo karena hukum hanya tajam ke arah pihaknya sebagai oposisi. "Yang bahaya kan genderuwo politik. Karena menggunakan kekuasaannya untuk memfitnah. Itu yang bahaya," kata Hasto.
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto, menuding bahwa anggaran negara telah bocor sekitar Rp 500 triliun. Angka tersebut dihitung jika sekitar 25 persen dari anggaran belanja negara bocor. Bahkan, Prabowo menyakini, jika dihitung lebih teliti lagi angkanya bisa lebih itu.
Menurut Prabowo, berbagai macam bentuk-bentuk kebocoran tersebut. Sebagai contohnya, mark up proyek jembatan yang harganya Rp 100 miliar akan ditulis jadi Rp 150 miliar.