Jumat 08 Feb 2019 15:23 WIB

Investor Kopra Didatangkan ke Maluku Utara

Masuknya investor diharapkan memperbaiki harga kopra yang anjlok.

Tjatur Sapto Edy
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Tjatur Sapto Edy

REPUBLIKA.CO.ID, SOFIFI — Untuk mengatasi persoalan makin anjloknya harga kopra di Maluku Utara (Malut), Anggota Komisi VII DPR RI Tjatur  Sapto Edy berinisiatif mengundang mitranya untuk berinvestasi. Diharapkan dengan masuknya calon investor ini, akan mendorong perekonomian sekaligus memperbaiki nasib petani kopra.

Salah satu perusahaan yang tertarik untuk masuk adalah perusahaan asal India, PT Putra Nusantara Himalaya Kurniajaya. Perusahaan ini telah mempresentasikan profil perusahaan sekaligus cara kerja mereka di Kantor Gubernur Maluku Utara.

Presentasi ini dihadiri Gubernur Malut Abdul Gani Kasuba, Wakil Gubernur M. Natsir Thaib ini, juga dihadiri langsung  anggota Komisi VII DPR RI Tjatur Sapto Edy, Bupati Halmahera Timur Muhdin serta sejumlah pejabat setempat.

Tjatur menyampaikan, sebagai calon anggota DPD RI untuk daerah pemilihan (dapil) Maluku Utara, ia telah banyak berkeliling ke wilayah tersebut. Tjatur mengaku prihatin dengan kondisi murahnya harga kopra petani. Menurutnya, harga jual kopra tidak sebanding dengan biaya produksinya.

“Harga di pasaran sekitar Rp.2500 per kg, sementara produksinya saja sekitar Rp.1750 per kg. Akibatnya banyak petani yang tidak mau memanen kelapanya,” kata Tjatur dalam siaran persnya, Jumat (8/2). Sampai-sampai, lanjutnya, kelapa jatuh sendiri dari pohon, dan tumbuh tunasnya.

Terkait hal ini, kemudian Tjatur mengundang mitranya yang tengah membangun industri minyak kelapa di Bengkulu, untuk berinvestasi di Maluku Utara.

Dalam pertemuan tersebut, Tjatur memaparkan bahwa ekonomi dunia sudah bergeser dari Kawasan Atlantik ke Kawasan Pasifik. Hal ini menjadikan secara geopolitik dan geoekonomi, Maluku Utara akan menjadi kawasan sangat strategis. “Maluku Utara akan menjadi halaman depan NKRI,” sebut Tjatur.

Ia menambahkan untuk menyambut abad Pasifik mendatang, Malut harus berbenah terutama dengan mempersiapkan generasi mendatang yang lebih kuat supaya mampu menjadi tuan rumah yang baik, bukan sebagai penonton. Untuk menghasilkan generasi mendatang yang kuat, perlu peningkatan kualitas pendidikan berikut sarana dan prasarananya.

"Artinya pendapatan daerah dan masyarakat Malut harus ditingkatkan, pertumbuhan ekonomi harus lebih tinggi,” ungkapnya.

Tjatur menyampaikan ada dua hal besar yang menjadi perhatian utamanya di Malut. Pertama, penyediaan energi mandiri, murah dan berkelanjutan. Kedua, solusi atas penurunan komoditas utama ekonomi yang menyangkut mayoritas rakyat Malut, yaitu  Kopra. Berkenaan kedua hal tersebut, Tjatur bergerak cepat terjun langsung menangani.

CEO PT Putra Nusantara Himalaya Kurniajaya, Lalitkumar mengatakan perusahaannya sudah lama ekspansi di Indonesia. Mereka sedang membuka pabrik minyak goreng di Bengkulu. Kumar, mengakui  Maluku memiliki bahan baku produk yang melimpah. Sehingga ia siap membangun pabrik minyak kelapa secara bertahap hingga berkapasitas 1000 ton per hari.

"Saya heran, kelapa disini, bahkan di daerah bukit pun ditanam. Seharusnya dengan kelapa saja masyarakat sudah sejahtera,” kata dia.

Jika ada persetujuan investasi dari Pemprov Malut, kata dia, pihaknya lebih dulu melakukan penanganan harga kopra dengan cara membeli buah kelapa yang akan diangkut dengan kapal perusahaan. Sistem jual beli yang mereka pakai, kata dia, yakni menggunakan sistem teknologi informasi, dengan menciptakan program Kelapaku.

“Petani tinggal menyediakan kelapa, berapa jumlahnya dan perusahaan langsung datang menjemput di tempat. Tidak perlu lagi harus sampai dibelah dan diasapin," katanya.

Dalam program jangka panjang, kata Lalitkumar, akan dibangun pabrik minyak di Malut dengan kapasitas produksi bisa mencapai 1000 ton per hari. Program pembangunan pabrik ini tentu membutuhkan lahan luas, kurang lebih 150 hektare .

Dalam kesempatan itu, Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba sangat antusias menyambut calon investor tersebut. “Sudah waktunya kita bergerak cepat mengatasi masalah harga kopra, jangan hanya rapat ke rapat saja, yang belum membuahkan hasil”, ujar Gubernur terpilih tersebut. Bahkan Bupati Halmahera Timur Muhdin, sudah menyiapkan kawasan ekonomi jika calon investor akan membangun pabrik kelapa di daerahnya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement