Jumat 08 Feb 2019 09:55 WIB

Mushala Unik Bergaya Oriental di Kolong Tol

Lokasi Masjid Babah Alun yang ketiga berada di kolong Tol Depok-Antasari

Rep: Rifdah Syifa/ Red: Bilal Ramadhan
Suasana Masjid Babah Alun di Jalan Papanggon, Kolong Tol Wiyoto Wiyono, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (21/5).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Suasana Masjid Babah Alun di Jalan Papanggon, Kolong Tol Wiyoto Wiyono, Tanjung Priok, Jakarta, Senin (21/5).

REPUBLIKA.CO.ID, Para pekerja, orang yang bepergian, maupun siapa saja yang hendak menunaikan ibadah shalat di sekitar Jalan Pasir Putih, Ancol, Pademangan, Jakarta Utara, sudah tidak perlu kesusahan lagi mencari tempat shalat. Hal tersebut karena sudah dibangun sebuah mushala bergaya oriental bernama Mushala Babah Alun AGP, tepat di kolong Tol Ir Wiyoto Wiyono.

Mushala yang berukuran 5 x 5 meter dengan luas 300 meter persegi tersebut memiliki ciri khasnya sendiri. Gayanya yang bernuansa Cina terlihat dari nama mushala tersbut, warna cat dinding dan atapnya yang didominasi oleh warna hijau dan merah, tulisan Asmaul Husna yang diukir dengan tulisan Arab dan Cina, serta ukiran relief yang mengelilingi mushala.

Nama dari Babah Alun itu berasal dari pencetus mushala tersebut, yaitu Muhammad Yusuf Hamka. Alun diambil dari panggilan Hamka sewaktu kecil, sedangkan babah adalah panggilan untuk seorang bapak.

Ia adalah seorang mualaf keturunan Cina yang juga membangun Masjid Babah Alun di Jalan Papanggo, Jakarta Utara. AGP adalah singkatan dari Artha Graha Peduli yang mendanai pembangunan mushala tersebut.

Awal mula letak dibangunnya mushala itu di bawah kolong tol atas dasar perintah Pemerintah Provinsi DKI yang melihat kawasan tersebut tidak tertata rapi. "Dulu kalau enggak salah Anies atau Sandi pernah bilang, 'Di sini kok enggak tertata rapi, seperti enggak ada pemerintahan saja.' Maka, dibuatlah instruksi ke camat agar dibuat suatu kawasan yang tertata rapi," kata penanggung jawab Mushala Babah Alun AGP, Muntaha, Kamis (7/2).

Kemudian, pihak Babah Alun menawarkan ke AGP untuk ikut andil dalam pembangunan mushala tersebut. Pihak AGP pun mendukung dan siap mendanai pembangunan mushala. "Alhamdulillah pihak AGP mendukung dan direstui Jasa Marga karena ini masuk wilayahnya," kata Muntaha.

Kemudian, dari sisi penataan tempat, kawasan kolong tol tersebut dianggap cukup strategis untuk didirikan sebuah tempat ibadah umat Islam, yaitu mushala. Hal tersebut karena jauhnya masjid atau mushala di sekitar Jalan Pasir Putih.

"Ini untuk mempermudah pengguna jalan yang ingin shalat. Kanan-kiri kan tempat peribadatan umat Islam juga jauh. Di area Ancol sendiri kan banyak pekerja Muslim maka dibuatlah mushala ini untuk mempermudah mereka semua," kata Muntaha.

Beberapa petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di Kelurahan Ancol juga merasa terbantu dengan dibangunnya mushala tersebut. Menurut salah satu petugas PPSU, Heri Nuryanta, ia bersyukur dengan adanya mushala tersebut.

"Sebelumnya saya kalau mau shalat jauh, kadang di rumah. Setelah ada mushala ini jadi dekat," kata Heri.

Hal tersebut juga dirasakan oleh petugas PPSU lainnya, Urip Novita, yang sedang menyapu sekitar mushala. "Tiap hari saya juga bersihin sekitar sini karena kan sudah kerja sama dengan kelurahan kecamatan, jadi enak sih. Pas ada mushala jadi rame, biasanya sepi,"kata Novita.

Adapun fasilitas yang tersedia di mushala sudah dapat digunakan. "Sudah ada listrik, air, mukena, sarung, Alquran, dan nantinya akan ada dispenser. Ya untuk memanjakan jamaah lah. Nanti juga ada air mancur tapi belum dipasang," kata Muntaha.

Rencana selanjutnya akan dibuat area joging dan taman baca di sekitar kawasan itu. Dalam waktu 2-3 bulan ke depan juga akan diadakan kajian sehabis shalat fardhu. "Ada majelis taklim juga nanti di lima waktu," kata Muntaha.

Menurut Muntaha, Hamka mempunyai keinginan untuk membangun seratus sampai seribu masjid dengan ciri khas Babah Alun-nya. "Jadi, nanti ciri khas Babah Alun-nya tidak akan lepas, seperti kolom, terawangan, warna, dan tempat wudhu. Kalau untuk bentuk bangunannya nanti akan disesuaikan dengan tempatnya," kata Muntaha.

Selanjutnya, dalam waktu dekat ini akan dibangun Masjid Babah Alun yang ketiga. Lokasinya akan dibangun di dekat Jalan Tol Depok-Antasari. Menurut Muntaha, Masjid Babah Alun yang ketiga itu tetap mempertahankan ciri khas Babah Alun.

"Insya Allah target bulan ini mau dibangun. Rancangannya juga sedang dibuat dan menunggu persetujuan," kata Muntaha sembari menunjukkan foto rancangan bangunan yang akan dibuat kepada Republika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement