REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Bali mengimbau masyarakat setempat untuk mewaspadai ancaman cuaca ekstrem. Cuaca buruk yang masih akan terjadi dalam beberapa hari ke depan di Bali.
"Sebelumnya BMKG telah mengeluarkan rilis bahwa dalam sepekan ini masih akan terjadi cuaca ekstrem. Informasi tersebut telah kami kirim dan kami tindak lanjuti, diseminasi informasi sudah kami sampaikan ke jajaran di Pemprov Bali dan berbagai pihak terkait," kata Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin, di Denpasar, Kamis (7/2).
Cuaca ekstrem yang diprediksi akan terjadi berdasarkan prakiraan BMKG yakni potensi hujan yang cukup tinggi dengan frekuensi intensitas sedang hingga lebat. Akan lebih sering terjadi pada malam atau dini hari hingga pagi hari.
Tidak menutup kemungkinan beberapa wilayah akan memiliki potensi untuk diguyur hujan sepanjang hari. Potensi hujan lebat dipicu karena kondisi atmosfer Indonesia yang terdapat sebuah bibit siklon tropis di Teluk Carpentaria dan sirkulasi siklonik di Kalimantan Barat.
Bibit siklon tropis akan memberikan dampak berupa pola angin baratan yang kuat dan memicu pertemuan angin yang memanjang dimulai dari wilayah perairan Kalimantan, Laut, Jawa, Selat Makassar, hingga NTB, serta belokan angin di sekitar Ekuator Indonesia memicu berkumpulnya masa udara basah yang menyebabkan terbentuknya awan hujan di wilayah Indonesia.
"Oleh karena itu, perlu kesiapan dini dan meningkatkan kewaspadaan berkaitan dengan cuaca ekstrem yang telah di-warning BMKG itu," ucapnya.
Rentin mengimbau masyarakat ketika terjadi cuaca ekstrem agar mengupayakan diri untuk mengurangi kegiatan di luar rumah. Kecuali keadaan sangat penting sekali atau urusan mendesak.
Sedangkan bagi masyarakat yang masih bermukim di daerah yang rawan longsor, terutama permukiman di tepi sungai, di samping atau pinggir tebing yang curam agar lebih waspada. "Jika terjadi hujan lebat dalam waktu yang lama, sebaiknya segera bergegas meninggalkan rumah yang rawan tersebut untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan," katanya.
Sebelumnya, dalam sepekan terakhir ini hampir sebagian besar wilayah di Bali juga mengalami hujan lebat dengan dampak ikutannya berupa musibah banjir dan tanah longsor. "Tim dari BPBD Bali pun telah mengatensi dan mendampingi teman-teman BPBD Karangasem ketika terjadi bencana tanah longsor beberapa hari lalu di daerah Tulamben, Karangasem," ujarnya.
Saat itu, pihak BPBD Bali turut berupaya untuk membuka akses jalan, apalagi itu masuk jalan nasional. Menurut dia, jangan sampai lalu lintas jalan tertutup karena timbunan longsor yang masuk ke badan jalan.
"Kami berharap dengan berbagai upaya yang telah dilakukan pemerintah, khususnya melalui BPBD, maka masyarakat akan merasa terayomi dan terlindungi. Esensinya pemerintah hadir di tengah-tengah masyarakat," kata Rentin.