Kamis 07 Feb 2019 02:30 WIB

Karding: 9.000 Anggota Tim Jokowi Terpengaruh Propaganda

Karding sebut Jokowi hanya menangkal propaganda Firehose of Falsehood.

Rep: Afrizal Rosikhul Ilmi/ Red: Reiny Dwinanda
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding menjelaskan sejumlah fitnah yang dilancarkan kubu penantang harus dijawab oleh capres pejawat. Ia mengatakan Jokowi telah bersabar dan mendiamkan isu itu selama empat tahun.

"Itu dijawab karena itu berpengaruh pada sekitar sembilan juta orang yang percaya di internal kita," kata Karding saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (6/2).

Karding kemudian menyebutkan beberapa fitnah atau kabar bohong yang digunakan oleh kubu penantang untuk menyerang calon petahana Joko Widodo. Isu-isu tersebut di antaranya, isu PKI, kriminalisasi ulama atau dikatakan anti Islam, antek-antek asing, negara punah atau bubar, rakyat miskin mencapai 99 persen, dan sebagainya.

Terkait rentetan hoaks tersebut, Karding menyangkal bahwa calon presiden nomor urut 01 bersikap ofensif dengan menyerang rivalnya, kubu nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno melalui isu-isu yang bersinggungan langsung dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Tak terkecuali soal pernyataan bahwa kubu BPN menggunakan propaganda Rusia, Firehose of Falsehood.

"Jadi nggak ada yang berubah dari Pak Jokowi. Beliau hanya mencoba menjawab beberapa isu yang dalam bentuk fitnah dan bohong sekaligus juga isu yang menciptakan ketakutan dan pesimisme," kata Karding

Menurutnya, isu-isu itu harus dijawab karena dalam strategi firehose of falsehood yang ditonjolkan adalah kebohongan, ketakutan, fitnah, dan teror lainnya. Hal tersebut terus dilakukan secara berulang dan lama-kelamaan akan dipercaya menjadi kebenaran.

"Itu strategi yang berbahaya dan bisa dipercaya menjadi kebenaran publik," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement