REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Premier Film Cold Pursuit yang dibintangi Liam Neeson di New York dibatalkan pada malam (5/2), setelah bintang Hollywood itu terperangkap dalam pertikaian rasisme.
Aktor yang berusia 66 tahun, memicu kemarahan pekan ini dengan mengungkapkan ia pernah berjalan di jalan dengan senjata mencari seorang pria kulit hitam untuk membunuh, setelah salah satu orang yang dicintainya diperkosa. Neeson seharusnya berjalan di karpet merah malam itu, tetapi acara itu dihentikan pada menit terakhir.
Penyelenggara belum merilis pernyataan, tetapi laporan yang belum dikonfirmasi menunjukkan premier perdana dibatalkan. Namun screening itu masih berlangsung di balik pintu tertutup dengan para pemain yang hadir.
Neeson telah mempromosikan film aksi barunya ketika dirinya membuka tentang, bagaimana ia ingin membunuh orang kulit hitam yang tidak bersalah."Ada sesuatu yang mendasar, Tuhan melarang Anda pernah memiliki anggota keluarga Anda terluka dalam kondisi kriminal," kata Neeson dilansir dari laman Mirror, Rabu (6/2).
Liam telah berada di luar negeri ketika peristiwa itu terjadi, namun mengatakan kerabatnya telah menangani situasi "dengan cara yang paling luar biasa". Tetapi ia tidak bisa mengatasi akibatnya, dan merasa tidak berdaya, kemudian Neeson mengambil alih sendiri saat ia kembali ke rumah.
"Reaksi langsung saya adalah ... saya bertanya, apakah dia tahu siapa itu? Tidak. Apa warnanya? Dia bilang itu orang kulit hitam," kata Neeson.
"Aku naik dan turun ke berbagai daerah, berharap aku akan didekati oleh seseorang, aku malu untuk mengatakan itu, dan aku melakukannya selama mungkin sepekan, berharap beberapa 'orang hitam' akan keluar dari pub dan mencoba sesuatu tentangku, kau tahu? Agar aku bisa membunuhnya," lanjutnya.
Kemudian Neeson mencoba menjelaskan komentarnya dalam sebuah wawancara dengan Robin Roberts di Good Morning America. Neeson bersikeras bahwa dirinya tidak rasis.
"Saya teringat suatu kejadian beberapa tahun yang lalu di mana teman saya diperkosa secara brutal. Ia menangani situasi dengan sangat berani dan saya belum pernah merasakan perasaan ini sebelumnya, itu adalah dorongan utama untuk mengecam," uajrnya.