REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut kepemimpinan yang otoriter dan nepotisme tidak akan bertahan lama dan akan menyebabkan negara jatuh. Menurut JK, hal itu yang terjadi di beberana negara seperti Venezuela dan Indonesia di era Orde Baru.
Karenanya, berkenaan dengan Pemilihan Presiden 2019 mendatang, JK berharap sosok calon presiden harus bebas dari sikap otoriter dan nepotisme.
"Pilihan kan cuma dua. Nah hindari sesuatu, kalau kita liat sejarah, negara-negara yang jatuh, itu dua, otoriter dan nepotisme, Venezuela jatuh karena apa? otoriter kan dan juga nepotisme, kita zaman Pak Harto juga jatuh karena apa? otoriter dan nepotisme kan," ujar JK di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (6/2).
Namun, dari dua pasangan yang ada, JK menilai sosok Jokowi yang paling bebas dari sikap otoriter maupun nepotisme. Menurut JK, bebasnya Jokowi dari sikap otoriter terbukti dari kepemimpinan Jokowi di periode pertama yang mengedepankan demokrasi di setiap pengambilan keputusan.
"Dia tidak otoriter, karena selalu semua hadir rapat, kan demokratis itu kan juga di kabinet," ujar Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional Jokowi-Maruf tersebut.
JK melanjutkan, Jokowi juga bersih dari unsur nepotisme. Sebab, tidak ada keterlibatan keluarganya sama sekali baik di politik dan ekonomi. Menurut JK, kedua putra Jokowi memiliki usaha masing-masing terlepas dari campur tangan sang ayah.
"Satu catering, satu jualan pisang, sama sekali tidak ada nepotisme disini, jadi kita bisa aman. Nah yang paling bersih dari situ, calon ini ya Pak Jokowi, itu kita harus arif melihatnya," ujar JK.