Rabu 06 Feb 2019 14:18 WIB

Di Magetan, Sandiaga Dengarkan Keluhan Petani

Sandi menegaskan salah satu programnya adalah swasembada pangan.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Muhammad Hafil
Cawapres Sandiaga Uno kembali berkunjung ke Solo dalam safari politiknya. Kali ini dia menyapa emak-emak di Kampung Batik Laweyan, Solo, Selasa (5/2).
Foto: Dok BPN
Cawapres Sandiaga Uno kembali berkunjung ke Solo dalam safari politiknya. Kali ini dia menyapa emak-emak di Kampung Batik Laweyan, Solo, Selasa (5/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 02 Sandiaga Salahuddin Uno kembali melanjutkan aktifitas kampanye di Magetan, Jawa Timur, Rabu (6/2). Usai lari pagi di Telaga Sarangan, Sandi berkesempatan berdialog bersama petani di desa Singolangu, Kecamatan  Plaosan, Magetan.

Petani kubis, Sumar mengeluhkan soal irigasi dan harga jual yang turun ke Sandiaga. Sumar mengaku kesulitan memperoleh pengairan yang baik lantaran jauh dengan sumber air, sehingga lahannya bergantung pada musim hujan

“Jadi Pak, kalau nanti jadi wakil presiden, perhatikan petani Pak, sejahterakan kami. Berat ini, selain soal air, harga jual hasil pertanian juga nggak terlalu bagus. Satu kilo kubis, biaya produksinya dua  ribu rupiah perkilo, harga jualnya hanya lima ratus rupiah perkilo,” keluh Sumar.

Hal senada diungkapkan petani kentang Suratno. Ia mempersoalkan masalah air dan harga jual.

“Benih kentang perkilo dua puluh ribu rupiah, harga jual perkilonya lima rupiah. Kalau mau untung harusnya sepuluh ribu rupiah pak,” kata Suratno.

Menanggapi itu Sandi menyatakan salah satu program Prabowo-Sandi adalah swasembada pangan, air dan enerji. Sandiaga berjanji akan mengupayakan cara paling efektif untuk memberikan sistem irigasi terbaik.

"Jadi meski kemarau petani masih bisa mendapatkan air,” ucap Sandi.

Sementara itu terkait harga  jual yang turun, Sandi berjanji akan menerapkan penyederhanaan distribusi yang transparan serta terbuka. Sehingga petani bisa menjual hasil pertaniannya dengan harga yang menguntungkan.

“Termasuk stop impor ketika petani panen,” ucap Sandi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement