REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Sakit Siloam TB Simatupang menggelar aksi sosial donasi rambut pada Hari Kanker Internasional 4 Februari lalu. Donasi itu bagi pasien kanker yang mengalami kerontokan rambut pascapengobatan.
Pasalnya, pengobatan ini dapat menimbulkan efek samping seperti kerontokan rambut dan gairah hidup yang menurun. Itu sebabnya, sebagai bentuk dukungan terhadap para pasien kanker, Siloam Hospitals TB Simatupang menggelar aksi Hair for Hope yang dihelat di Avenue of The Stars, Lippo Mall Kemang, beberapa waktu lalu.
Dr Harijanto Solaeman, MM, dari Siloam Hospitals TB Simatupang mengatakan bahwa kegiatan ini juga diadakan untuk memperluas kesadaran akan pencegahan kanker dan pentingnya deteksi dini kanker.
"Perjalanan penyakit kanker itu sangat sulit bagi sebagian orang. Banyak yang masih ada harapan, namun ada juga yang mengalami penurunan kondisi. Sehingga kami melihat perlu adanya support bagi pasien, termasuk dukungan dari masyarakat. Di Hair for Hope ini pengunjung mal bisa merelakan rambutnya untuk dipotong," pungkas Sulaiman di Jakarta.
Molecular Diagnostic
Terkait kanker, dalam beberapa tahun terakhir, personalized medicine atau pengobatan personal menjadi tren. CEO Siloam Hospitals Group Caroline Riady, pada pengobatan personal ini, jenis tata laksana yang akan diterima pasien akan diuji terlebih dahulu lewat laboratorium.
Harapannya, pasien akan mendapat upaya pengobatan terbaik yang lebih efektif."Opsi untuk pengobatan kanker kan ada beberapa, bisa operasi, kemoterapi, radioterapi. Nah, mana yang terbaik untuk pasien A? Apakah harus coba semuanya dulu baru tahu, kan tidak. Jadi memang ada pengujian terlebih dulu untuk menentukan metode apa yang terbaik untuk pasien tersebut dan mutasi sel kankernya seperti apa," ujar dia, berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id.
Caroline menambahkan, di pusat layanan Kanker Siloam, yakni MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, terdapat layanan molecular diagnostic (diagnostik molekuler). Lewat pemeriksaan ini, bisa diketahui jenis mutasi sel kanker yang diderita pasien dan menentukan jenis pengobatan yang paling efektif untuk jenis kanker tersebut.
"Pengobatan personal ini tidak sama semuanya. Ada pasien yang dikemoterapi berhasil, ada juga yang tidak berhasil. Dengan pemeriksaan molecular diagnostic, bisa ditentukan pengobatan yang lebih tajam dan efektif disesuaikan dengan tipe sel kankernya, jenis kelamin, dan usianya," imbuh dia.