REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku kagum terhadap kader-kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Selain berintelektual, kata dia, para kader HMI juga menunjukkan sikap nasionalisme dan keislaman yang tinggi.
“Selain hasilkan intelektual-intelektual muda yang cukup banyak, tentang keislaman dan keindonesiaan benar-benar selalu dijunjung kader HMI,” kata Jokowi saat menghadiri peringatan HUT ke-72 HMI di kediaman Ketua Dewan Penasihat Korps Alumni HMI, Akbar Tandjung, Selasa (5/2) malam.
Jokowi juga mengingatkan anugerah bangsa Indonesia, yakni masyarakatnya yang majemuk dengan latar belakang yang berbeda-beda. Hal itu pun menjadi tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk terus merawat persatuan dan kerukunan.
“Karena, aset besar bangsa ini adalah persatuan, persaudaraan, dan kerukunan,” kata Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga menyinggung masalah pembangunan infrastruktur yang masif dikerjakan selama empat tahun pemerintahannya. Menurut dia, pembangunan infrastruktur, seperti jalan tol, pelabuhan, dan bandara penting dilakukan untuk mengejar daya saing dengan negara lain.
Jokowi pun mencontohkan, sejak 1978, Indonesia baru memiliki jalan Tol Jagorawi sepanjang 50 kilometer. Kemudian, dalam 40 tahun berikutnya, Indonesia baru membangun 780 kilometer. Sementara, negara lain, seperti Cina, telah memiliki 280 ribu kilometer jalan tol dalam periode yang sama.
Karena itu, kata dia, pemerintah mengejar ketertinggalan infrastruktur dan fokus pada pembangunan selama empat tahun terakhir ini. Hasilnya, kata Jokowi, pada akhir tahun ini jalan tol yang akan selesai terbangun sepanjang 1.854 kilometer.
Selain itu, pemerintah juga mengucurkan anggaran dana desa untuk mendorong pembangunan infrastruktur di desa-desa, seperti jalan desa, irigasi, dan pasar. “Oleh sebab itu, kita sampaikan bahwa daya saing harus kita kejar sebagai syarat fondasi bagi kita untuk bersaing dengan negara lain,” kata dia.
Kendati demikian, pada tahun ini pemerintah akan fokus pada pembangunan sumber daya manusia melalui pelatihan dan kejuruan. Menurut Jokowi, terdapat sekitar 67 juta penduduk yang harus mendapatkan pelatihan itu serta sekitar 37 juta pekerja milenial yang akan disiapkan untuk menghadapi revolusi industri 4.0.
Pembangunan SDM ini perlu dilakukan untuk mendorong kemajuan bangsa. Presiden pun optimistis, keberlanjutan pembangunan SDM ini dapat membawa Indonesia lebih maju.
“Kalau ada keberlanjutan, saya kira itu yang bisa meloncatkan bangsa ini menuju bangsa maju sesuai hitungan Bank Dunia, hitungan McKinsey Global Institute, dan juga Bappenas yang sebutkan bahwa di tahun 2040, 2045 saat Indonesia emas, negara kita akan menjadi empat besar ekonomi terkuat di dunia,” ujar dia.
Dalam acara ini, juga digelar acara syukuran atas gelar pahlawan nasional untuk Lafran Pane. Pendiri HMI itu mendapatkan gelar pahlawan nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 115/TK/Tahun 2017 tanggal 6 November 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Jokowi pun menilai, pemberian gelar pahlawan nasional kepada Lafran Pane memang sudah layak dilakukan. Sebab, Lafran Pane telah memberikan jasanya kepada bangsa Indonesia.
Selain Presiden Jokowi, acara itu juga dihadiri Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto, politisi senior Golkar Fahmi Idris, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. "Terima kasih atas kehadiran Bapak Presiden Jokowi," ujar Akbar Tandjung.
Akbar mengatakan, acara ini untuk memperingati ulang tahun ke-72 HMI sekaligus pemutaran film tokoh pendiri HMI sekaligus pahlawan nasional Lefran Pane. "Kita bersyukur dan berterima kasih kepada Pak Jokowi atas pemberian gelar pahlawan nasional kepada pendiri HMI Lefran Pane, karena yang tanda tangan itu beliau," kata Akbar.
Menurut Akbar, peringatan harlah HMI di kediamannya atas permintaan sejumlah pengurus HMI. Para junior HMI juga meminta agar Akbar mengundang Presiden Jokowi. "Padahal, ini di rumah bukan di gedung, tapi Pak Jokowi hadir," ujar Akbar.
Dalam kesempatan itu, Akbar juga sempat menyatakan bahwa Jokowi sebagai presiden berkomitmen kuat melaksanakan pembangunan nasional dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Dia menilai, pembangunan itu perlu dilanjutkan.
(antara ed: ilham tirta)