Selasa 05 Feb 2019 18:15 WIB

Musim Panen di Banyumas Diperkirakan Berlangsung Maret

Areal sawah yang mengalami puso sekitar 300 hektare.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fernan Rahadi
Panen padi
Foto: Pupuk Kaltim
Panen padi

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Musim panen padi di wilayah Kabupaten Banyumas, diperkirakan baru akan berlangsung pada Maret 2019. Hal ini mengingat musim tanam mengalami kemunduran, akibat musim penghujan yang datang terlambat. ''Kami perkirakan panen raya memang baru berlangsung Maret 2019,'' jelas Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas, Widarso, Senin (5/2). 

Dia menyebutkan, awalnya pihak berharap musim tanam sudah bisa berlangsung paling lambat akhir November 2018 sehingga musim panen bisa berlangsung mulai awal Februari 2019. Namun perkiraan itu meleset, mengingat musim hujan baru memiliki intensitas cukup tinggi pada pertengahan  Desember 2018.

Dia mengaku, sebagian besar sawah di Banyumas memang sudah mendapat pengairan dari sistem irigasi. Namun debit air sungai yang kecil akibat kemarau, menyebabkan air dari irigasi tidak mampu mengairi keseluruhan areal sawah. ''Karena itu, sebagian besar petani tetap menunggu curah hujan cukup tinggi untuk mulai mengolah tanahnya,'' katanya.

Meski demikian Widarso juga menyebutkan, ada juga sebagian sawah yang saat ini sudah mulai panen. Antara lain areal sawah yang berada di wilayah selatan kaki Gunung Slamet, seperti di wilayah Kecamatan Pekuncen, Cilongok, Karanglewas, Baturaden dan Sumbang.  ''Wilayah tersebut memang bisa melakukan tanam lebih dulu, karena cadangan air yang relatif masih stabil,'' jelasnya.

Namun dia menyebutkan, hasil panen di wilayah pegunungan tersebut, biasanya tidak terlalu banyak mengingat lahan sawahnya kebanyakan berupa terasering. Berbeda dengan areal sawah di dataran rendah, yang areal sawahnya berupa hamparan tanah datar. 

Mengenai dampak banjir yang terjadi sekitar pertengahan Januari 2019 lalu, Widarso mengaku ada sebagian areal sawah yang tergenang air dan mengalami puso. Antara lain, areal sawah di  wilayah Kecamatan Tambak, Sumpiuh dan Kemranjen. 

Namun dia menyebutkan, areal sawah yang mengalami puso tidak terlalu banyak, hanya sekitar 300 hektare. Tanaman padi yang puso, kebanyakan berusia 1 bulan. ''Tanaman padi tersebut terendam air hingga lebih dari 5 hari. Kalau terendam  hingga lebih dari 5 hari, bisa dipastikan akan mati. Kalau cuma sehari-dua hari, biasanya berusia sekitar 1 bulan,'' katanya.

Menurutnya, luas areal tanaman yang puso ini diperkirakan tidak akan mengganggu produktivitas hasil panen secara keseluruhan di Banyumas, mengingat areal sawah yang puso tidak terlalu besar. ''Luas areal sawah di Banyumas, ada sekitar 30 ribu hektare. Jadi saya kira tidak akan mempengaruhi masalah produksi pangan di Banyumas,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement