Selasa 05 Feb 2019 13:37 WIB

Kiai Maruf Sebut Dirinya dan Jokowi Seperti Ganda Badminton

Jokowi-Ma'ruf ibarat pemain ganda badminton yang saling melengkapi.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ratna Puspita
Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin
Foto: Republika TV/Surya Dinata
Calon Wakil Presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID, DEMAK -- Calon Wakil Presiden nomor urut 01 KH Ma'ruf Amin kembali memastikan bahwa dirinya bukan alat bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menang di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Dia menegaskan, dirinya dan Jokowi justru ibarat pemain ganda badminton yang saling melengkapi. 

"Saya kalau berduet itu kayak orang badminton, double. Kalau satu ke depan, temannya harus ke belakang. Kalau temannya itu ke kiri, saya harus ke kanan. Bukan tabrakan, bukan saur manuk (bersahut-sahutan, red). Tapi, mengambil posisi masing-masing sehingga tidak terjadi kesalahpahaman," ujar Kiai Ma'ruf melalui keterangan tertulis, Selasa (5/2).

Hal ini disampaikan Ma'ruf di hadapan ratusan warga Demak yang berkumpul di Pondok Pesantren Al-Hidayat Krasak, Demak, Jawa Tengah, Selasa (5/2). Menurut dia, selama ini memang ada pihak yang menyebutnya hanya diajadikan alat Jokowi untuk memenangkan Pilpres.

Mustasyar PBNU ini melihat, orang yang mengembuskan dirinya sebagai alat bagi Jokowi adalah orang yang ingin mengadu domba belaka. Isu tersebut dikemas agar Kiai Ma'ruf dengan Jokowi saling curiga.

"Katanya saya alat, saya pacul. Saya ini Rais Aam PBNU," tegas Kiai Ma'ruf.

Menurut dia, dirinya dengan Jokowi justru saling bahu membahu untuk membangun negeri ke arah yang lebih baik. Jika hal itu menjadi patokannya, Kiai Ma'ruf bersedia disebut sebagai alat.

"Saya alat kebaikan. Alat untuk membangun kemanfaatan dan kemaslahatan. Menghilangkan ancaman dan bahaya. Kalau itu, saya siap jadi alat sampai kapan pun," kata Ma'ruf.

Selain itu, Kiai Ma'ruf juga melihat Jokowi sebagai pemimpin yang sangat menghargai ulama. Penghargaan itu diberikan langsung dengan menggandeng dirinya sebagai kader NU dan ulama untuk maju bersama di Pilpres 2019.

"Padahal beliau bisa saja mengambil pasangan dari TNI, Polri, politikus, pengusaha. Tetapi, beliau menggandeng ulama," jelas Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement