Senin 04 Feb 2019 22:30 WIB

Siti Nurbaya: Kepemimpinan Jokowi Sesuai Teori Wilayah

Pendekatan blusukan merupakan aktualisasi kepemimpinan Jokowi

Red: EH Ismail
 Siti Nurbaya Bakar, Alumni yang juga Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) saat menjadi pembicara kunci dalam acara bedah buku Jokowi Perjalanan Karya bagi Bangsa: Menuju Cahaya, di Puri Begawan, Bogor, Jawa Barat, Ahad (3/2).
Siti Nurbaya Bakar, Alumni yang juga Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) saat menjadi pembicara kunci dalam acara bedah buku Jokowi Perjalanan Karya bagi Bangsa: Menuju Cahaya, di Puri Begawan, Bogor, Jawa Barat, Ahad (3/2).

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) Siti Nurbaya Bakar menilai, kebijakan pembangunan infrastuktur yang dilakukan Presiden Jokowi dalam empat tahun terakhir bertujuan untuk menunjang kemajuan seluruh provinsi di Tanah Air. Kebijakan tersebut juga juga dilakukan untuk ketahanan wilayah.

Kebijakan memprioritaskan pembangunan infrastruktur itu pun dinilai sebagai gambaran gaya kepemimpinan Jokowi yang sesuai dengan teori wilayah sebagaimana tertulis dalam buku Regional Planning: Introduction and Explanation karya Melville C Branch Praeger (1988).

Menurut Siti, pendekatan blusukan Jokowi yang dilakukan sejak menjabat sebagai wali kota, lalu gubernur, dan kini sebagai presiden merupakan aktualisasi kepemimpinan jokowi yang ditopang oleh teori wilayah.  Wilayah secara teori meliputi area, distrik, teritorial, daerah komando, tempat operasi, atau bisa juga berarti masa peradaban (lembah, sungai, dan lain lain-lain).

“Oleh karena itu, infrastruktur yang  menjadi bagian penting agenda Bapak Presiden dan dirangkum dalam buku  juga merupakan hal yang  secara teoritik memang harus dilakukan,” kata Siti yang juga Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) saat menjadi pembicara kunci dalam acara bedah buku Jokowi Perjalanan Karya bagi Bangsa: Menuju Cahaya, di Puri Begawan, Bogor, Jawa Barat, Ahad (3/2).

Ia melanjutkan, selain untuk memenuhi pembangunan wilayah, kebijakan infrastruktur sangat penting untuk semakin memperkuat ketahanan wilayah dan ketahanan nasional. “Buku karya Alberthiene Endah ini  merupakan story telling tentang aktualisasi seorang anak manusia bernama Joko Widodo sejak kecil hingga kiprahnya saat ini dan juga mimpi-mimpi besar optimistik bangsa Indonesia ke depan,” ujar Siti Nurbaya.

Bedah buku Jokowi yang dipandu Cyrillus I Kerong berjalan cukup menarik karena mengupas sosok Jokowi secara mendalam dan juga kinerja yang selama ini sudah dilakukan Presiden RI. Tujuannya tak lain agar masyarakat semakin memahami Jokowi dan bisa menularkan kebaikan Jokowi tersebut kepada orang lain secara obyektif.

Ratusan peserta yang tergabung dalam Keluarga Alumni IPB (KamIPB) dan kampus-kampus se-Bogor Raya hadir mendengarkan paparan dari penulis buku Jokowi, Alberthiene Endah, juga pembahas dari IPB Imam Sugema, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bogor KH Mustofa Abdullah Bin Nuh, dan anggota DPR Budiman Sudjatmiko.

Siti yang merupakan jebolan kampus IPB  menjelaskan, dalam konteks kepemimpinan Jokowi, setidaknya secara intelektual bisa dilihat hal-hal yang relevan dengan keilmuan dalam kepemimpinan Presiden Jokowi. “Ini jelas mempertegas bahwa pemimpin tidak bisa asal-asalan, harus cermat, dan memiliki landasan-landasan yang dibutuhkan untuk mendengar sensitivitas persoalan rakyat,” ujar Siti.

Ketua KamIPB Titik Wijayanti menerangkan, bedah buku merupakan salah satu upaya untuk terus menggelorakan dukungan bagi Jokowi dan Ma’ruf Amin. Dengan diskusi tersebut, maka publik semakin paham tentang figur Jokowi yang tetap konsisten untuk terus membangun Indonesia. “Kita semua ingin sosok Jokowi semakin dipahami sehingga publik tidak tertipu dengan hoaks yang menyebarkan kebencian,” pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement