REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Anggota Timses Prabowo-Sandi, Dradjad Wibowo mengaku justru senang dengan berbagai tuduhan yang dilakukan kubu sebelah. Kondisi ini dinilainya sebagai bentuk pembenaran atas tren menurunnya pasangan Jokowi-Amin.
“Tren mereka terus menurun, bukan stagnan saja. Bahkan sebulan lalu elektabilitas pasangan 01 hanya beberapa persen di bawah 50 persen. Sementra itu elektabilitas Prabowo-Sandi menunjukkan tren naik, bahkan sudah di atas 40,” kata Dradjad kepada Republika.co.id, Senin (4/2). Dradjad menyebut survei itu adalah survei internal salah satu parpol koalisi.
Dradjad mengaku sempat ragu dengan informasi penurunan elektabiltas ini. Karena jika benar, kata dia, kenapa tidak ada perubahan strategi dan taktik kampanye dari pasangan No 01. Dradjad meyakini calon yang elektabilitasnya menurun akan lebih agresif menyerang pesaingnya.
Mengenai konsultan asing itu hoaks atau fitnah, Dradjad mengatakan tidak pernah melihat ada konsultan asing hadir dalam rapat-rapat. Baik rapat di Hambalang maupun Kertanegara.
Kalau dalam acara terbuka seperti pidato kebangsaan, memang ada beberapa bule atau asing yang hadir. Kata Dradjad, mereka adalah kenalan Prabowo. Malah dalam pidato kebangsaan di Senayan beberapa waktu lalu, kata dia, beberapa diplomat negara maju juga hadir. "Jadi mereka tamu, bukan konsultan,” ungkapnya.
Terkait dengan survei, berbeda dengan survei yang dipaparkan Dradjad, Peneliti LSI Adjie Alfarabby menyebut, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf pada Desember 2018 sebesar 54,2 persen. Lalu di periode yang sama, elektabilitas Prabowo-Sandiaga 30,6 persen. Sisanya sebesar 15,2 persen masih rahasia atau belum menjawab.