REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) DKI Jakarta Asiantoro mengatakan, pihaknya akan menggelar perayaan Cap Go Meh pada 19 Februari 2019 mendatang. Sementara, ia menyebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI tak menyelenggarakan perayaan Imlek pada esok hari, Selasa (5/2).
"Di DKI enggak ada kegiatan khususnya Disparbud. Kami ada kegiatan tanggal 19, Cap Go Meh di daerah Grogol. Mengadakan kegiatannya di sana dengan Suku Dinas Jakarta Barat," ujar Asiantoro dalam keterangan tertulisnya, Senin (4/2).
Ia menambahkan, rencananya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan mendatangi acara yang digelar di kawasan Grogol, Jakarta Barat tersebut. "Nanti Pak Gubernur datang tuh. Karena bukan provinsi langsung, Sudin Jakarta Barat yang mengadakan," lanjut dia.
Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jakarta Barat, Ahmad Syarofi menjelaskan, perayaan Cap Gomeh pada 19 Februari itu merupakan Festival Pecinan. Festival yang diselenggarakan oleh perhimpunan Indonesia Tionghoa (Inti).
"Jadi mereka bikin acara, lalu mereka audiensi dengan gubernur, Dinas Pariwisata, dan Sudin Pariwisata kira-kira begitu. Nanti dilaksanakan di sekitar Jalan Pancoran di Grogol," jelas Syarofi.
Ia memaparkan, acara tersebut merupakan hiburan rakyat dari komunitas Cina seperti pertunjukan liong dan barongsai. Ada pula drama musikal Sun Go Kong, kaligrafi khas Cina, serta musik dengan lagu-lagu bertema Mandarin. Tentu saja, lanjut dia, festival itu dihiasi ornamen-ornamen khas Cina saat tradisi perayaan Imlek.
"Yang biasa kita tambahin ada tanjidor, ondel-ondel, musik gambang kromong juga, ada keroncong juga, campur-campur antara Betawi dengan Cina," ungkap Syarofi.
Ia menambahkan, acara Cap Gomeh itu dimulai pukul 14.00 WIB sampai sekitar 21.00 WIB. Syarofi menargetkan, ada 10 ribu pengunjung yang berkumpul. Menurut dia, Pemerintah Kota Jakarta Barat mendukung kegiatan tersebut dalam rangka melestarikan budaya di Indonesia yang beragam latar belakang.
"Memberikan ruang kepada mereka untuk melestarikan budaya mereka dalam rangka kebinekaan, dalam rangka sama-sama bernegara, berbudaya. Konsepnya itu," imbuh Syarofi.