Sabtu 02 Feb 2019 17:44 WIB

Menlu: Orang Minang Miliki DNA Diplomat

Sejam Indonesia merdeka banyak para diplomat berasal dari Sumatera Barat.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
Foto: Antara/Moch Asim
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

REPUBLIKA.CO.ID,  PADANG -- Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia Retno Marsudi menilai orang Minang memiliki DNA diplomat. Ini berdasarkan rekam jejak yang ada, cukup banyak para diplomat berasal dari Sumatera Barat.

"Mulai dari sejak merdeka hingga sekarang banyak orang awak yang jadi diplomat, artinya jejak orang Minang dalam diplomasi Indonesia sudah tidak asing lagi," kata Retno di Padang, Sabtu (2/2), pada kuliah umum di Universitas Andalas.

Menurutnya tidak hanya menjadi diplomat dua orang Menteri Luar Negeri yang pernah menjabat juga berasal dari tanah Minang yaitu Sutan Syahrir dan Agus Salim. Belum lagi kalau bicara nama besar lainnya mulai dari Muhammad Hatta, Muhammad Natsir, Buya Hamka yang semuanya memiliki kontribusi besar bagi republik ini berasal dari Ranah Minang.

Oleh sebab itu ia berharap hal ini terpelihara dengan baik dan di masa depan akan  lebih banyak lagi putra-putri dari Minangkabau yang menjadi diplomat andal.

Kementerian Luar Negeri menggelar Diplomacy Festival 2019 di Padang sebagai upaya menyosialisasikan kiprah diplomat Indonesia dan membumikan peran Kementerian Luar Negeri. Beragam kegiatan digelar mulai dari kuliah umum, dengan tema "Kiprah Diplomasi Indonesia", Festival Diplomasi di Lapangan Imam Bonjol Padang dengan agenda simulasi hubungan bilateral, pelatihan keprotokolan, simulasi toefl, pameran pendidikan, talkshow, dimeriahkan hiburan oleh grup musik Payung Teduh, Ran dan Yura.

Di arena Diplomacy Festival pengunjung juga dapat langsung berdiskusi dan bertukar pengalaman dengan para diplomat Indonesia. "Padang merupakan kota keempat setelah Surabaya, Yogyakarta dan Bandung, kami menyasar generasi muda sebagai target untuk menumbuhkan ketertarikan terhadap isu politik luar negeri, kata dia.

Retno menilai dulu politik luar negeri amat elitis dan tidak mudah dipahami. Namun saat ini lewat pertemuan dengan generasi muda reaksinya positif dan pemahaman juga bagus.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement