Kamis 31 Jan 2019 18:42 WIB

Langganan Banjir, Kolong Tol JORR Segera Direnovasi

Drainase dilebarkan 80 cm dan sedalam 1 meter.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Dwi Murdaningsih
Integrasi tarif tol di Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) efektif berlaku pada 29 September 2018 pukul 00.00 WIB
Integrasi tarif tol di Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta atau Jakarta Outer Ring Road (JORR) efektif berlaku pada 29 September 2018 pukul 00.00 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI – Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA) Kota Bekasi menyatakan segera melakukan renovasi drainase yang terletak di bawah kolong tol Jakarta Outer Rin Road (JORR) mulai Februari 2019. Renovasi dilakukan dengan cara pelebaran drainase agar mampu menampung debet air lebih besar.

Drainase yang dibenahi sepanjang 30 meter di Jalan Raya Kalimalang atau Jalan KH Noer Ali. Drainase akan dilebarkan 80 cm. Kepala BMSDA Kota Bekasi, Arief Maulana, menjelaskan, kawasan tersebut kerap tergenang banjir pasca diguyur hujan deras.

“Renovasi dilakukan dengan melebarkan dan menambah kedalaman saluran supaya bisa nampung air lebih banyak,” kata Arief kepada wartawan di Bekasi, Kamis (31/1).  

Pelaksanaan renovasi diperkirakan akan dimulai pada pertengahan bulan. Lebar drainase tersebut akan dilebarkan sekitar 80 sentimeter dan ditambah kedalamannya hingga satu meter. Menurut Arief, pengerjaan akan dilakukan langsung oleh PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) selaku pelaksana proyek Tol Becakayu.  

Diperkirakan, proyek akan rampung sekitar bulan April 2019. Pihaknya berharap agar kawasan tersebut tak mudah terendam banjir. Mengingat, kolong Tol JORR merupakan salah satu akses utama dari antara Jakarta dan Kota Bekasi. Ketika banjir melanda, lalu lintas kerap lumpuh lantaran tak ada jalan alternatif di kawasan tersebut.

Adapun penyebab banjir itu karena saluran kerap tersumbat oleh materia sisa-sisa pembangunan. Selain itu, Arief menyebut kabel utilitas milik PLN yang juga terdapat di saluran tersebut. “Saya juga sudah minta PLN untuk segera selesaikan pembangunan agar kabel itu tertata. Tapi sampai sekarang belum direspon,” ujar Arief.

Selain itu, pihaknya juga meminta kepada pengembang kawasan Kota Bintang untuk memperlebar kali yang menjadi saluran utama air di wilayah itu. Meski begitu, Arief mengaku hingga kini masih bernegosiasi terkait hal itu.

Diharapkan, para pengembang yang sudah mengambil keuntungan dari pembangunan turut memperhatikan infrastruktur umum yang digunakan oleh publik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement