REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga per tanggal 25 Januari 2019, proyek Moda Raya Terpadu (MRT) Fase I antara Lebak Bulus dan Bundaran Hotel Indonesia sudah mencapai 98,59 persen. Itu terbagi dua antara depo dan seksi pengerjaan atas (elevated) 98,43 persen serta seksi bawah tanah 98,74 persen.
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar mengatakan perkembangan itu signifikan di mana pada Desember 2018 masih 98 persen. William yakin pada bulan Maret mendatang sebelum pengoperasian secara komersial pada 24 Maret MRT Jakarta telah siap 100 persen.
"Termasuk kesiapan operasi dan pemeliharaan yakni peraturan dan SOP serta SDM yang saat ini masih 86,43 persen kesiapannya," kata dia di Jakarta, Rabu (30/1).
Direktur Konstruksi MRT Jakarta Silvia Halim, mengatakan saat ini fokus mereka adalah adalah penyempurnaan pintu masuk stasiun MRT. "Mulai Februari hingga Maret akan kami selesaikan dan pekan ketiga Maret semua area akan bersih," kata Silvia.
Pada bagian dalam stasiun, Silvi menyatakan pengerjaan di semua unit stasiun hampir 100 persen tinggal perapihan arsitektur, instalasi elektrik, mekanikal dan kelengkapan lainnya. "Kami juga telah melakukan pengujian cukup panjang mulai dari Agustus dengan menguji per bagian mulai dari sinyal, jalur, kereta dan saat ini diuji dengan delapan kereta di mana sebelumnya hanya satu kereta," ujar dia.
MRT Jakarta akan diujicoba publik dan latihan dalam keadaan darurat (emergency operating training) mulai 26 Februari 2019 mendatang. Pada waktu tersebut, masyarakat umum juga bisa menggunakan moda transportasi baru di Jakarta ini dengan cuma-cuma, namun harus mendaftar terlebih dahulu di laman web resmi MRT Jakarta.
MRT Jakarta direncanakan akan menjadi bagian program terintegrasi transportasi di Jakarta bernama Jak Lingko yang akan mengintegrasikan moda angkutan MRT, LRT dan TransJakarta.