REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tarif MRT Jakarta akan ditetapkan pada awal Februari mendatang di mana PT MRT Jakarta sudah mengajukan Rp 8.500 per orang. Direktur Utama PT MRT Jakarta Willian Sabandar dalam uji coba pengoperasian delapan kereta MRT Bundaran HI-Lebak Bulus, Jakarta, menjalankan Rp 8.500 merupakan harga yang sudah disubsidi pemerintah.
"Kita lagi menunggu, sudah tahap final awal Februari ini. Kita usulkan di Rp 8.500 sudah dengan subsidi per 10 kilometer," katanya.
Saat ini, usulan tersebut masih digodok di Pemprov DKI Jakarta. William menyebutkan apabila tidak disubsidi tarif MRT bisa sekitar Rp 25 ribu hingga Rp 30 ribu per orang. "Sebelum subsidi nilai ekonomi yang kita hitung sekitar Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu," katanya.
William menuturkan hitungan subsidi dengan asumsi penumpang sebanyak 65 ribu per hari. Terkait sistem pembayaran, dia mengatakan pihaknya juga akan membuat perusahaan patungan (joint venture) antara PT MRT dengan Jakpro dan Transjakarta.
Sehingga, lanjut dia, pembayaran bisa terintegrasi dengan satu kartu dan depannya bisa satu harga. "Integrasi ticketing kita buat perusahaan patungan antara MRT, Jakpro dengan Transjakarta. Kita sudah sepakati MRT memegang saham mayoritas," katanya.
Namun, William menegaskan untuk pengoperasian awal kartu belum terintegrasi dan harga masih masing-masing dengan Transjakarta. "Sekarang sementara kartu khusus MRT, kartu-kartu bank lain bisa integrasi. Ke depannya, satu kartu dan satu harga kalau sekarang belum tarif masih sendiri-sendiri. Prinsipnya MRT siap menerima kartu apa saja. Kita mau kartu arahnya ke sana satu dari perusahaan patungan," katanya.