REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP PDI Perjuangan Bambang Wuryanto mengakui bahwa pemilu kali ini lebih didominasi oleh pemilihan presiden (pilpres) ketimbang pemilihan legislatif (pileg). Hal itu menurutnya merupakan konsekuensi dari pileg dan pilpres yang digelar serentak.
"Kalau yang namanya pileg pilpres serentak dimanapun, semua akan kesedot ke pilpres. Kenapa demikian? karena pilpres lah menjadi presiden, menjadi presiden itu akan menjadi eksekutif," kata Bambang di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (29/1).
Bambang menambahkan, terlebih lagi presiden adalah orang yang menguasai anggaran dan kebijakan. Oleh karena itu ia menilai wajar jika semua partai, termasuk PDI Perjuangan akan lebih fokus menang di pilpres.
"Legislatif itu bukan top mind. Legislatif itu lebih kepada tugas-tugas yang bukan tugas eksekusi lah. Eksekutif kan tugasnya eksekusi, eksekusi anggaran eksekusi ini eksekusi itu, Pak Jokowi bisa bagi kartu sehat kartu pintar, bagi sertifikat. Memang DPR bisa? enggak bisa," ujar pria yang akrab disapa Bambang Pacul itu.
Kendati demikian Bambang memastikan bahwa antara program PDI Perjuangan dengan visi misi Joko Widodo-Ma'ruf Amin seiring sejalan. Bambang memberi contoh, bagi PDI Perjuangan program pembagian sertifikat tanah merupakan salah satu program yang prioritas.
"Misalnya program sertifikat itu bagi PDIP itu top priority itu. Baru bisa dieksekusi sejarah. Bayangin kau kalau rakyat mencari sertifikat kemana-mana nangis-nangis loh bisa bertahun-tahun loh. Ini bisa langsung diberikan dan gratis," ucapnya.
Selain itu Bambang mengatakan bahwa PDI Perjuangan tidak akan menyampaikan janji-janji politiknya seperti apa yang dilakukan PKS. Menurutnya PDI Perjuangan tetap fokus kepada kepentingan rakyat-rakyat kecil.