REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) memenuhi undangan Fourth Emergency Medical Team (EMT) Mentor Workshop di Kota Genewa, Swiss. Pengurus MDMC PP Muhammadiyah, Corona Rintawan, menjadi perwakilannya.
Tidak cuma mewakili MDMC, kehadiran Corona mewakili Indonesia lantaran MDMC merupakan satu-satunya Tim Medis Darurat di Indonesia yang terdaftar WHO. Corona didampingi perwakilan Kementerian Kesehatan RI.
Kegiatan itu sendiri diikuti tidak kurang 54 peserta yang berasal dari berbagai negara di Benua Afrika dan Asia. MDMC diundang karena keterlibatan aktif dalam berbagai respon tanggap daruat dan kemanusiaan di luar negeri.
Utamanya, yang telah dilakukan MDMC beberapa tahun terakhir. Lokakarya di Swiss itu sendiri sudah kali keempat diselenggarakan WHO, dan memang diperuntukkan bagi calon mentor EMT di seluruh dunia.
Baca juga: Ekspedisi Zakat Lazismu Sasar Dua Pulau Terpencil
"Ini merupakan salah satu rangkaian upaya MDMC untuk melakukan verifikasi agar menjadi bagian dari EMT dengan standar internasional," kata Corona melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (29/1).
Proses verifikasi WHO itu sekaligus merupakan komitmen Muhammadiyah untuk terus meningkatkan kapasitas tim medis bencana di tingkat global. Selama lokakarya, para peserta dilatih berbagai hal terkati EMT.
Utamanya, pemahaman, kapasitas dan keterampilan sebagai mentor EMT. Melalui langkah itu, diharapkan para mentor mempunyai kemampuan handal, sehingga dapat menjadi pendorong, fasilitator dan pembimbing terstandar EMT internasional.
Hingga tahun ini, sudah terdaftar 160 EMT dari seluruh dunia. Sayangnya, sampai hari ini pula, baru ada 22 EMT yang telah lulus verifikasi. Di Indonesia, saat ini MDMC merupakan satu-satunya EMT yang terdaftar di WHO.
"Dan direncanakan lulus proses verifikasi pada 2019," ujar Corona.
Kiprah MDMC sendiri di dalam negeri sudah tidak terbantahkan. Perannya, bahkan sejak belum membawa nama MDMC, telah dirasakan dalam hampir tiap penanggulangan bencana yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia.
Belakangan, MDMC turut memrakarsai pemahaman penanggulangan bencana tidak cuma dilakukan dalam rangka kegawatdaruratan atau setelah bencana. Ada mitigasi yang wajib diberikan kepada masyarakat.
Hari ini, tidak cuma lembaga-lembaga di Muhammadiyah atau di Indonesia. MDMC telah menjalin kerja sama dengan beragam lembaga yang memiliki konsen seputar kebencanaan di negara-negara dunia.