REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegempaan Geologi (BPPTKG) mencatat delapan kali guguran lava pijar meluncur dari Gunung Merapi pada Selasa (29/1). Lewat akun Twitter resminya yang dipantau di Yogyakarta, BPPTKG menyatakan bahwa berdasarkan data seismik pukul 00.00-06.00 WIB gunung api itu delapan kali meluncurkan guguran lava yang berlangsung selama 22 sampai 66 detik.
Sementara itu, empat kali guguran lava pijar teramati melalui CCTV BPPTKG ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 200 sampai 600 meter. Pada Senin (28/1) malam mulai pukul 18.00-24.00 WIB, BPPTKG juga mencatat lima kali gempa guguran dengan durasi 16-26 detik.
Analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi yang terakhir dirilis BPPTKG menunjukkan volume kubah lava gunung itu telah mencapai 461 ribu meter kubik dengan laju pertumbuhan 1.300 meter kubik per hari atau lebih kecil dari pekan sebelumnya.
Saat ini kubah lava masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah. Rata-rata kurang dari 20 ribu meter kubik per hari.
BPPTKG juga melaporkan pada periode 18-24 Januari 2019 gunung api teraktif di Indonesia itu mengalami tiga kali gempa hembusan, satu kali gempa vulkanik dangkal, 223 kali gempa guguran, dua kali gempa frekuensi rendah, dan tujuh kali gempa tektonik.
Hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada, dan untuk sementara tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana. BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.