Selasa 29 Jan 2019 13:15 WIB

Cegah DBD, Pemkot Surabaya Gelar Gebyar PSN

Selama 2019 sudah ada laporan tiga warga Surabaya yang terserang penyakit DBD.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Aedes Aegypti
Foto: EPA/Jeffrey Arguedas
Aedes Aegypti

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bakal kembali mengadakan gebyar Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) untuk mengantisipasi penyebaran wabah Demam Berdarah Dengue (DBD). Rencananya, gebyar PSN itu bakal kembali dipusatkan di wilayah Kecamatan Sawahan, seperti tahun-tahun sebelumnya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku, sebenarnya, sejak memasuki musim penghujan, dirinya sudah melakukan upaya-upaya mencegah penyebaran penyakit DBD di Kota Pahlawan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mengimbau warganya agar terus mewaspadai datangnya penyakit berbahaya tersebut.

Risma mengatakan, sejak bDesember 2018, Pemkot Surabaya sudah membuat edaran berupa imbauan kepada masyarakat, agar mewaspadai datangnya penyakit yang diakibatkan nyamuk Aedes aegypti tersebut. Bahkan, edaran itu sudah tersebar di masing-masing wilayah RW maupun RT di Surabaya.

“Sebetulnya saya sudah antisipasi itu, sejak akhir Desember. Jadi hampir tiap sebulan aku buat edaran, dan sudah kita tugaskan untuk camat-lurah menggadakan gebyar PSN di wilayahnya,” kata Risma di Surabaya, Selasa (29/1).

Bahkan, ia mengaku, pihaknya telah membuat edaran untuk seluruh kalangan, baik untuk sekolah-sekolah, stakeholder, maupun tempat-tempat ibadah. Dengan begitu, ia berharap, penyebaran penyakit DBD di Surabaya ini bisa berhenti.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengungkapkan, berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya, selama 2019 sudah ada laporan tiga warga Surabaya yang terserang penyakit DBD. Tiga orang itu, masing-masing tercatat sebagai warga Kecamatan Sawahan Surabaya.

“Sudah ada tiga orang (terserang DBD), tapi ndak meninggal, maksudnya sakit,” ujarnya.

Alasan itu pula yang membuat Risma kembali memusatkan kegiatan Gebyar PSN di wilayah Kecamatan Sawahan. Risma menjelaskan, wilayah tersebut tercatat memiliki jumlah penduduk terbesar di Kota Surabaya. Maka dari itu, ia ingin agar gebyar PSN kembali dipusatkan di wilayah tersebut. 

“Saya berharap ini bisa berhenti. Nanti saya akan lakukan mungkin hari Kamis kalau ndak Jumat, saya adakan gebyar PSN lagi di Kecamatan Sawahan,” katanya.

Terkait kemungkinan bertambahnya masyarakat yang terserang DBD, ia menuturkan, pihaknya belum bisa memastikan apakah jumlah itu akan meningkat. Namun, Risma menegaskan, pihaknya bakal terus mendorong masyarakat untuk bergerak bersama pemerintah memberantas sarang nyamuk.

“Sekarang ada tiga yang sakit. Namun kita kan ndak tahu apakah akan berhenti atau tidak. Karena itu, kita terus dorong untuk ini (gebyar PSN),” katanya.

Risma menegaskan, gerakan gebyar PSN, bukan hanya sekedar sebuah seremonial, melainkan mengajak masyarakat untuk bergerak bersama memberantas sarang nyamuk. Usia gebyar PSN, jajaran Pemkot Surabaya juga bakal bergerak bersama Bu Mantik (Ibu Memantau Jentik), untuk melakukan pemeriksaan jentik-jentik nyamuk di masing-masing wilayah.

“Biasanya itu, kelurahan kecamatan melakukan pemeriksaan sama Bu Mantik. Setelah itu, tiap wilayah dilaporkan hasilnya positif berapa,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement