REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Kepolisian Daerah (Polda) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) AKBP Yulianto menegaskan, kericuhan yang sempat terjadi antara jamaah masjid Jogokariyan dengan massa PDIP pada Ahad (27/1) telah selesai. Melalui mediasi, kedua pihak sepakat untuk berdamai.
"Ini sudah selesai," ucap Yulianto kepada Republika.co.id, Selasa (29/1).
Yulianto juga menunjukan surat kesepakatan yang sudah ditandatangani kedua belah pihak di atas materai. Dengan surat pernyataan tersebut menurutnya, mediasi kedua belah pihak dapat diputuskan untuk terus saling menangan kondusivitas wilayah di Jalan Panjaitan Mantrijeron Kota Yogyakarta.
"Dengan ini kedua belah pihak menyatakan sepakat menyelesaikan permasalahan tersebut," katanya.
Baca juga: Penjelasan Masjid Jogokariyan Soal Ricuh dengan Massa PDIP
Seperti diketahui, kericuhan berawal saat massa PDIP yang telah usai melaksanakan kegiatan di stadion Mandala Krida melintas di Jalan DI Panjaitan, Mantrijeron, Kota Yogyakarta. Massa PDIP melewati masjid tersebut sambil mencabuti bendera dan spanduk bertuliskan Hizbulloh serta sepeda motor yang digunakannya meraung-raung kencang di sekitar masjid Jogokaryan.
Selanjutnya Pemuda Masjid Jogokaryan yang terganggu dengan ulah massa PDIP langsung keluar, menghadang dan mengejar massa PDIP. Pada saat itulah terjadi cekcok mulut dan ketegangan di antara kedua belah pihak.
"Selanjutnya Babinsa Koramil 09/MJ (Serka Suyatno) dan Babinkamtibmas Polsek Mantrijeron melaksanakan pengamanan di antara kedua belah pihak dan melerai massa yang akan bentrok," kata Yulianto.
Selanjutnya ketegangan tersebut mulai mereda setelah dilakukan mediasi Pendopo Kecamatan Mantrijeron. Hadir dalam mediasi tersebut Camat Mantrijeron, Kapolsek Mantrijeron, Danramil 09/MJ, Bawaslu, Panwas Kec. MJ, Ketua Takmir Masjid Jogokaryan Ustadz M. Fanni Rahman, Ketua DPC PDIP Kec. Mantrijeron Junianto dan Ketua FJI DIY, Darrohman.