Senin 28 Jan 2019 17:38 WIB

Djarot: Kabar PDIP Serang Masjid Jogokariyan Bohong

Ada informasi di media sosial jika massa PDIP telah menyerang masjid Jogokariyan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ratna Puspita
Djarot Saiful Hidayat
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Djarot Saiful Hidayat

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) angkat bicara terkait bentrokan yang terjadi di dekat masjid Jogokariyan, Yogyakarta pada Ahad (27/1). PDIP membantah jika kader mereka telah melakukan penyerangan ke masjid tersebut.

Ketua DPP PDIP bidang keorganisasian Djarot Saiful Hidayat mengatakan, selama ini ada informasi yang beredar di media sosial jika massa PDIP telah melakukan penyerangan terhadap masjid Jogokariyan. Mantan gubernur DKI Jakarta itu menyebut kabar yang mengatakan jika massa PDIP telah melakukan penyerangan ke masjid sebagai bohong.

Baca Juga

Djarot mengatakan partai telah melakukan pengecekan di lokasi kerjadian perkara untuk memastikan kejadian tersebut. "Ini adalah berita-berita yang mengadu domba. Media sosial yang menebarkan kebencian," kata dia di tengah safari kebangsaan keenam di Banyuwangi, Senin (28/1).

Karena itu, dia meminta aparat kepolisian mengusut tuntas setiap akun media sosial yang menyebarkan kabar bohong tersebut. "Kami sudah instruksikan kepada seluruh jajaran pengurus partai di Yogyakarta untuk melaporkan setiap akun yang menyebarluaskan dan pembuat berita seperti itu," kata Djarot.

Djarot menilai, penyebaran hoaks penyerangan masjid itu merupakan tindakan yang keji dan kotor. Dia juga meminta Badan Pengawas pemilu (bawaslu) untuk ikut menginvestigasi akun penyebar kabar bohong tersebut.

Di satu sisi, Djarot meminta seluruh komponen bangsa untuk tetap menjaga kedamaian, menjaga kesejukan di tengah masyarakat. Dia meminta jangan ada pihak yang mengadu domba, memecah belah serta menghalalkan segala macam cara untuk memenangi pemilu.

Djarot juga meminta semua pihak untuk berhenti membuat dan menyebarkan berita bohong. PDIP, dia melanjutkan, mengaku tersinggung dengan pembuatan dan penyebaran hoaks tersebut. "Be‎da pilihan boleh, tapi gunakan cara-cara yang beradab dan bermartabat serta tidak membenturkan dan melukai satu sama lain," katanya.

Sementara, kedua pihak bertikai sepakat untuk menyelesaikan kericuhan tersebut secara damai dan kekeluargaan. Mediasi kedua kubu difasilitasi oleh Bawaslu, Polsek Mantrijeron dan Koramil 09/MJ. Mediasi berlangsung di Pendopo Kecamatan Mantrijeron. Turut hadir di sana, yakni Camat Mantrijeron, Kapolsek Mantrijeron, Danramil 09/MJ, Bawaslu, Panwas Kecamatan Mantrijeron, Ustaz M Fanni Rahman selaku ketua Takmir Masjid Jogokariyan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement