Senin 28 Jan 2019 13:41 WIB

Pedagang Sayati Keluhkan Sampah tak Kunjung Diangkut

Para pedagang sudah kesal dengan kondisi sampah yang terus menumpuk.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Esthi Maharani
Pedagang Pasar Sayati mengeluhkan sampah menumpuk yang tidak sudah lama tidak diangkut. Beberapa kios terpaksa tutup dan tidak berjualan, Rabu (3/10).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Pedagang Pasar Sayati mengeluhkan sampah menumpuk yang tidak sudah lama tidak diangkut. Beberapa kios terpaksa tutup dan tidak berjualan, Rabu (3/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SAYATI - Pedagang pasar Sayati Indah di Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung kesal dengan kondisi sampah pasar yang terus menumpuk dan tak kunjung diangkut oleh petugas kebersihan. Bahkan, sampah-sampah tersebut telah menutup akses jalan bagi pedagang dan pembeli serta menutup akses kios pedagang yang hendak berjualan.

Berdasarkan pantauan, tempat pembuangan sampah (TPS) yang berada di belakang pasar tidak memuat seluruh sampah yang ada. Sehingga tumpukan sampah meluber ke badan jalan dan menutup akses. Bahkan, belasan kios terpaksa tutup karena tidak bisa berdagang.

Sementara itu, beberapa kios memaksakan berjualan dengan kondisi di depan kiosnya terdapat sampah yang menumpuk. Pemandangan tidak nyaman serta bau menyengat terasa di bagian belakang pasar. Akses jalan yang tertutup sampah akhirnya ditutup oleh motor-motor yang parkir.

Salah seorang pedagang, Egi (40) mengungkapkan para pedagang sudah kesal dengan kondisi sampah yang terus menumpuk. Bahkan menutupi kios-kios yang hendak berjualan. Ia mengungkapkan, banyak sampah yang dibuang tidak pada tempat pembuangan sampah.

Sementara bak sampah yang sudah dipenuhi oleh sampah sama sekali belum diangkut. "Kami tuh ingin agar semua instansi terkait ngumpul bahas sampah di Pasar Sayati yang gak pernah bersih diangkut," ujarnya, Senin (28/1).

Ia menuturkan, lahan TPS di Pasar Sayati kini bertambah dengan dibebaskannya beberapa kios untuk dijadikan tempat buang sampah. Namun, masih banyak yang membuang sampah tidak langsung ke tempatnya dikarenakan sampah sudah menumpuk.

Selain itu, petugas kebersihan di Pasar Sayati jumlahnya hanya dua orang. Sedangkan tiap hari sampah terus ada. Pengangkutan pun jarang dilakukan tiap hari. Sementara sampah yang datang dari luar pasar menurutnya relatif tidak terlalu banyak.

"Mereka yang buang sampah ke pasar dari luar biasanya malam hari saat sepi atau dini hari," katanya. Dirinya berharap agar masalah sampah bisa diselesaikan dan tidak kembali menumpuk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement