REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pengangkutan sampah di Pasar Sayati, Desa Sayati, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung diakui tidak berjalan maksimal. Ada beberapa kendala seperti armada yang tidak rutin mengangkut sampah serta volume sampah yang jauh lebih banyak frekuensi pengangkutan sampah.
Kepala Pasar Margahayu, Ginanjar yang membawahi Pasar Sayati mengungkapkan jika sampah menumpuk dibagian belakang pasar terjadi karena pengangkutan yang kurang maksimal. Tak hanya itu, armada yang mengangkut pun tak memadai.
Tak hanya itu, akses truk untuk mengambil sampah relatif sulit untuk dilalui. Apalagi banyak pedagang yang berjualan. Maka, tak mengherankan jika tumpukan sampah bisa mencapai 23 kubik perhari.
"Sampah diproduksi Pasar Sayati murninya sekitar 10 kubik, terus sampah dari warga sekitar diprediksi 13 kubik. Sedangkan pengangkutan sampah sehari sekali dengan kapasitas 6 kubik. Jadi pengangkutan rutin tiap hari tetap tidak maksimal," katanya.
Terlebih menurutnya, jadwal pengangkutan sampah dilakukan hanya sampai Jumat. Sedangkan, sampah tiap hari diproduksi. Tidak hanya itu, jadwal pengangkutan yang seharusnya rutin tiap hari pun kadangkala ada yang tidak diangkut.
"Keinginan mah rutin diangkut sampai Sabtu dan ada dalam sehari dua kali diangkut. Kenyataannya tiap hari juga ada yang bolong," katanya.