Senin 28 Jan 2019 05:47 WIB

Kiai Ma’ruf dan Sandi Uno

Kajian dan berita lembaga luar negeri memberikan evaluasi kritis atas ekonomi kita.

Presiden Direktur Karim Consulting Indonesia (KCI) Adiwarman A Karim saat diwawancarai Republika di Jakarta, Selasa (6/11).
Foto:

Hubungan kasih sayang antara dua orang besar yang berasal dari latar belakang yang sangat berbeda, tapi memiliki kesamaan dalam memperjuangkan aspirasi ekonomi syariah. Optimisme dalam melihat kemajuan Indonesia menjadi negara besar, jelas bukan impian kosong belaka.

Dengan semua potensi yang dimiliki, kejayaan Indonesia merupakan suatu keniscayaan. Kerisauan dalam melihat ancaman nyata terhadap kedaulatan Indonesia, jelas bukan imajinasi hampa. Dengan semua kepentingan global atas posisi strategis Indonesia, perebutan pengaruh global juga merupakan suatu keniscayaan.

Rasulullah SAW pernah mengingatkan: "Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang-orang yang kalian ikuti itu masuk ke lubang yang sempit sekalipun, pasti kalian pun akan mengikutinya."

Inilah harapan besar rakyat Indonesia pada kedua cawapres untuk dapat tegak berdiri menjaga kedaulatan ekonomi Indonesia, tidak tergoda ditarik ke kiri ditarik ke kanan. Bergerak dinamis dalam kancah perebutan pengaruh kekuatan adikuasa dunia.

Bagaikan ikan laut yang hidup di air asin, tapi tak terasa asin karena terus bergerak sesuai misi yang diembannya. Bukankah fil harakah barakah, dalam usaha itu terdapat berkah? Yang dinilai Allah adalah usaha keras kita mewujudkan keberhasilan, al akhdzu bil asbab, keberhasilan memang harus diperjuangkan.

Bahkan, harapan rakyat Indonesia jauh lebih besar lagi pada kedua cawapres. Bukan sekadar mejaga kedaulatan ekonomi Indonesia, bahkan diharapkan dapat menjadi inspirasi dunia, menjadi cahaya penerang dari kegalauan karut marut ekonomi global.

Menjadi kebanggaan ummat Islam seluruh dunia, teladan dalam menegakkan kembali kejayaan ekonomi syariah yang pernah meguasai dunia selama 800 tahun dari Maroko hingga Merauke, dari Bukhara hingga Bantul. Bagaikan ragi yang hanya dua gram dapat melunakkan singkong 20 kilogram.

Arus besar pemikiran ekonomi selalu terbuka dengan gagasan baru yang membawa perbaikan. Ini sebabnya ilmu ekonomi selalu terasa relevan dengan zaman karena kemampuannya mengubah diri, memperbaiki yang salah, mengubahnya menjadi lebih baik.

Bukan untuk sekadar memuaskan pembuktian bahwa yang ini salah dan yang itu benar, tapi untuk memahami cara pandang lain yang dapat memberikan kemanfaatan lebih besar. Dan inilah saatnya kedua cawapres membawa gagasan besar ekonomi syariah ke kancah dunia.

Rasulullah SAW mengingatkan: "Islam muncul dalam keadaan asing dan akan kembali dalam keadaan asing maka beruntunglah orang-orang yang asing." Insya Allah Indonesia bangsa yang beruntung itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement