Senin 28 Jan 2019 06:03 WIB

Perang Besar Bukan di Suriah

Turki memang telah memperluas pendudukannya di wilayah Suriah.

Ikhwanul Kiram Mashuri
Foto:

Hal serupa juga terjadi dengan Turki. Dalam beberapa tahun ini Turki memang telah memperluas pendudukannya di wilayah Suriah. Alasan Presiden Erdogan, untuk menjaga keamanan wilayah Turki dari serangan kelompok-kelompok Kurdi yang berlindung di Suriah.

Pertanyaannya, apakah masalah utama Turki selama ini adalah kelompok Kurdi di Suriah atau masalah ekonomi dalam negeri? Lalu apakah Turki mempunyai kemampuan ekonomi untuk memainkan peran regional yang lebih besar?

Para diplomat, pakar politik, dan para politisi di London berpandangan perang di wilayah-wilayah yang dianggap strategis sudah tidak penting lagi. Perang besar bukan lagi yang melibatkan armada tempur, kapal perusak, dan intervensi militer. Dunia, menurut mereka, sudah berubah total. Pertempuran besar susungguhnya sedang terjadi berupa perang dagang, persaingan ekonomi, dan blokade barang ekspor-impor.

Perang besar yang melibatkan perusahaan-perusahaan besar, industri raksasa, perguruan tinggi, dan pusat-pusat riset serta penelitian. Perang besar yang bersenjatakan kreativitas, penemuan-penemuan baru, inovasi, dan superioritas teknologi. Pemenang dari perang besar ini ditentukan oleh angka penjualan, investasi, dan daya saing.

Hingga kini perang besar itu belum tampak pemenangnya. Perang besar itu masih berlanjut, terutama antar-lima negara ekonomi yang sangat berpengaruh di dunia, yaitu Cina, AS, India, Uni Eropa, dan Rusia atau yang sering disebut big five.

Perang besar yang pemenangnya akan ditentukan kombinasi sejumlah faktor, antara lain teknologi, populasi penduduk, kemampuan ekonomi, dan militer. Dalam perang ini, Jepang kemungkinan akan tersingkir lantaran beban penuaan sosial. Juga Brasil dan Afrika Selatan yang tidak memenuhi faktor-faktor big five di atas.

Perang besar itu sedang terjadi antara negara ekonomi besar dan perusahaan raksasa. Itu sebabnya banyak pihak yang menaruh perhatian pada perang dagang antara Cina dan Amerika serta persaingan layanan Internet generasi kelima.

Hal ini menjelaskan mengapa Amerika sangat ketakutan dengan Huawei dari Cina, sebuah perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di dunia. Perusahaan jenis ini akan mampu melemahkan negara pesaing yang tidak akan bisa dilawan dengan kekuatan militer.

Kita sesungguhnya hidup di dunia baru, suka atau tidak suka. Apa yang berlangsung di bumi Suriah memang patut menjadi perhatian. Namun, perang besar tidak akan terjadi di negara itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement