Ahad 27 Jan 2019 02:56 WIB

Bupati Trenggaleng Ceritakan Pengalaman Selama Hilang

Ia mengaku berangkat melakukan perjalanan ke Eropa tanpa izin.

(dari kiri) Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo bersama Bupati/Wakil Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak dan Mochamad Nur Arifin (kanan) usai pelantikan di Gedung Grahadi,Surabaya, Rabu (17/2).(Antara/Zabur Karuru)
Foto: Antara/Zabur Karuru
(dari kiri) Wagub Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Gubernur Jawa Timur Soekarwo bersama Bupati/Wakil Bupati Trenggalek Emil Elestianto Dardak dan Mochamad Nur Arifin (kanan) usai pelantikan di Gedung Grahadi,Surabaya, Rabu (17/2).(Antara/Zabur Karuru)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Bupati Trenggalek, Jawa Timur, Muchamad Nur Arifin, yang akrab disapa Gus Ipin, menceritakan pengalamannya selama dikabarkan menghilang. Ia mengaku berangkat melakukan perjalanan ke Eropa tanpa izin karena tidak ingin kehilangan momen penting.

Wakil Bupati termuda kelahiran Surabaya, 7 April 1990, itu dilaporkan meninggalkan tugas dinasnya sejak 9 Januari. Ia kembali muncul ke tengah masyarakat dalam kegiatan Istigsah Kubro, yang turut dihadiri calon wakil presiden nomor urut 01, Ma'ruf Amin, di Stadion Menak Sopal, Trenggalek, pada 22 Januari.

Baca Juga

Gubernur Jawa Timur Soekarwo telah memberinya surat teguran. Gus Ipin mengungkapkan keberangkatannya ke Eropa adalah untuk memenuhi undangan dari sejumlah warga Indonesia yang sukses menjalankan masing-masing profesinya di negeri orang.

"Undangan resminya ini sebenarnya sudah saya tunggu untuk pengajuan izin ke atasan tetapi enggak datang-datang," katanya saat menjadi pembicara dalam forum diskusi yang berlangsung di Rumah Hadji Oemar Said (HOS) Tjokroaminoto, Jalan Peneleh VIII Surabaya, Sabtu (26/1) malam.

Dia mengatakan, undangan resmi yang sejak lama ditunggu akhirnya datang hanya selang tiga hari menjelang kegiatan berlangsung. Menurut aturan yang berlaku, pejabat negara harus mengajukan izin paling lambat selama 18 hari sebelumnya.

"Sementara tiket pesawat sudah lama dibeli. Sudah saya pertimbangkan, kalau mengajukan izin, keluarnya bakal lama. Pada akhirnya saya memilih berangkat tanpa izin, dengan menggunakan biaya pribadi," ujarnya.

Momen memenuhi undangan bertemu dengan sejumlah warga Indonesia di Eropa ini, menurut dia, sangat berharga. "Mereka yang saya temui adalah lulusan dari berbagai universitas di Eropa, ada yang dari Oxford, Munchen, dan lain sebaginya. Mereka tidak mau pulang ke Indonesia karena tenaganya sangat dihargai di luar negeri. Saya bisa menggali ilmu dari mereka untuk diterapkan di Trenggalek," katanya.

Dia mencontohkan, salah satunya bertemu dengan warga Indonesia yang sukses membuat drone dengan hasil 100 kali lipat lebih murah. "Saya tanyakan, apakah bisa membuat drone yang bisa diterbangkan di atas laut lalu bisa melihat letaknya ikan sehingga nelayan di Trenggalek bisa bekerja lebih efektif," ujarnya.

Gus Ipin menyatakan telah mengajak orang-orang hebat asal Indonesia yang ditemuinya di Eropa itu untuk menjadikan Kabupaten Trenggalek sebagai laboratorium. "Saya punya keyakinan jika orang-orang hebat ini bisa melakukan sesuatu dengan mengakselerasikan masing-masing ilmunya di Trenggalek, yang merupakan salah satu kabupaten terpencil dan terbelakang di Jawa Timur, berarti untuk diterapkan di daerah lain juga bisa," katanya.

Namun dia mengakui perbuatannya yang melakukan perjalanan ke Eropa tanpa izin adalah salah. "Ini bukan contoh yang baik. Saya sudah kirim surat ke mendagri dan siap menerima sanksi," ucapnya. 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement