Sabtu 26 Jan 2019 20:45 WIB

Rektor Unsyiah: Sistem Pendidikan di Aceh Harus Dievaluasi

Prof Samsul Rizal meminta Dinas Provinsi Aceh mengevaluasi kembali kemampuan guru

Menristekdikti Mohammad Nasir (dua kanan) didampingi Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Samsul Rizal (kanan) meninggalkan Masjid Jami' seusai mendeklarasi Gerakan Kampus Nusantara Mengaji dan Khataman Alquran serentak Perguruan Tinggi se-Indonesia di Darussalam, Banda Aceh, Aceh, Ahad, 14 Mei 2017.
Foto: antara/irwansyah putra
Menristekdikti Mohammad Nasir (dua kanan) didampingi Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Samsul Rizal (kanan) meninggalkan Masjid Jami' seusai mendeklarasi Gerakan Kampus Nusantara Mengaji dan Khataman Alquran serentak Perguruan Tinggi se-Indonesia di Darussalam, Banda Aceh, Aceh, Ahad, 14 Mei 2017.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh, Prof Dr Ir Samsul Rizal MEng meminta Dinas Pendidikan se-Provinsi Aceh serta para guru untuk mengevaluasi sistem pendidikan dan lebih menggalakkan peserta didik untuk gemar membaca.

"Sistem pendidikan kita harus dievaluasi dan guru harus menggalakkan anak-anak dari, SD hingga SMA sederajat untuk gemar membaca dan bercerita," katanya usai acara Diskusi Literasi Aceh terkait Sejara Ynyaliskan difasilitasi Forum Masyarakat Literasi Aceh (Formula) di Banda Aceh, Sabtu (26/1).

Menurutnya, selama ini para guru di provinsi berjulukan "Serambi Mekah" ini lebih memberatkan peserta didik dengan aktifitas menghitung serta Pekerjaan Rumah (PR)."Anak-anak itu diberatkan dengan aktivitas belajar menghitung dan saat pulang ditambah lagi dengan PR. Mestinya dari SMP itu, anak-anak harus diberikan banyak ruang untuk bercerita serta membaca agar mereka bisa bertumbuh kembang sejak dini," tambah Guru Besar Perguruan Tinggi Negeri (PTN) "Jantong Hate" Rakyat Aceh.

Ia berharap, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota se-Provinsi Aceh mengevaluasi kembali kemampuan para guru agar dimasa yang akan datang generasi masa depan bangsa lebih berwawasan.

"Ini menjadi tanggung jawab kita semua, dan semua pihak harus mendorong genarasi bangsa untuk gemar membaca serta menguasi data," lanjutnya.

Pimpinan Sekolah Dokarim, Azhari Aiyub menyampaikan membaca adalah modal utama untuk menulis dan dikesempatan berbeda ia sering mengajak kaum melenial lebih gemar membaca.

"Menulis itu sangatlah penting karena menyangkut hidup orang banyak. Modal menulis itu adalah membaca," kata penulis novel 'Kura-Kurang Berjanggut'.

Inisiator Formula Razuardi Essex juga menyatakan, kaum melinial harus didorong untuk menggalakkan membaca dan meninggalkan segala aktifitas yang tidak bermanfaat demi mencapai masa depan yang cemerlang.

"Menulis itu sangatlah penting, jika para pendahulu tidak menulis maka generasi sekarang buta sejarah dan sejarah itu bisa menjadi motivasi untuk kita lebih baik dari masa dahulu," ujar mantan Setda Kabupaten Bireuen dan Aceh Tamiang.

"Melalui Forum ini kita berharap mampu meningkatkan minat baca para generasi bangsa di Aceh," harap Plt Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS). 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement