REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat tiga kali gempa guguran di puncak Gunung Merapi pada Sabtu. Melalui akun Twitter resminya, BPPTKG menyatakan, berdasarkan hasil pengamatan mulai pukul 00.00-06.00 WIB terekam gempa guguran sebanyak tiga kali.
Berdasarkan data seismik gempa guguran memiliki durasi 22-57 detik. Cuaca di Gunung Merapi pada Sabtu pagi, dilaporkan mendung meski secara visual tampak.
Angin di gunung itu bertiup tenang dengan suhu udara berkisar 22,5 derajat Celsius. Sementara itu, kelembaban udara 78 persen RH dan tekanan udara 917,2 Hpa.
Berdasarkan analisis morfologi kubah lava Gunung Merapi per 22 Januari 2019 yang dirilis BPPTKG, volume kubah lava telah mencapai 461.000 meter kubik. Laju pertumbuhannya mencapai 1.300 meter kubik per hari atau lebih kecil dari pekan sebelumnya.
Kubah lava saat ini masih stabil dengan laju pertumbuhan yang masih rendah. Rata-rata pertumbuhannya kurang dari 20.000 meter kubik per hari.
BPPTKG juga melaporkan pada periode 18-24 Januari 2019 di gunung teraktif di Indonesia itu tercatat tiga kali gempa hembusan dan satu kali gempa vulkanik dangkal. Merapi juga mengalami 223 kali gempa guguran, dua kali gempa frekuensi rendah, dan tujuh kali gempa tektonik.
Mengacu pada data aktivitas vulkanik Merapi, hingga saat ini BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level II atau Waspada. Untuk sementara, BPPTKG tidak merekomendasikan kegiatan pendakian, kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
BPPTKG mengimbau warga tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi.