Sabtu 26 Jan 2019 03:21 WIB

TKN Berharap Moderator Debat tidak Kaku

Debat harus berjalan dinamis agar berkualitas.

Rep: Muhyiddin/ Red: Indira Rezkisari
Capres Nomor urut 01 Joko Widodo bersalaman dengan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto usai debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).
Foto: Republika/Prayogi
Capres Nomor urut 01 Joko Widodo bersalaman dengan Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto usai debat pertama pasangan calon presiden dan wakil presiden pemilu 2019 di Jakarta, Kamis (17/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan calon Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin, Abdul Kadir Karding berharap agar moderator debat pemilihan presiden (pilpres) kedua bisa lebih berani dalam memandu debat. Hal itu perlu dilakukan agar menyajikan debat yang lebih dinamis dan tidak kaku.

"Saya harap dua moderator debat jilid kedua ini lebih kreatif dan berani. Mereka jangan terlalu kaku agar debat berjalan dinamis dan positif serta menghasilkan debat yang berkualitas," harap Abdul, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), di Jakarta, Jumat (25/1).

Alasannya debat merupakan ajang unjuk kemampuan dan kapasitas capres dan cawapres. Kemudian debat juga bertujuan untuk mengambil suara swing voters dan undecided voters. Seharusnya, moderator tidak melarang antarpasangan calon saling berdebat. Dengan harapan masyarakat dapat mengetehui siapa yang memiliki gagasan program dan komitmen

Debat kedua Pilpres 2019 akan dilaksanakan pada 17 Februari 2019 dengan mengusung tema energi dan pangan, sumber daya alam, lingkungan hidup, dan infrastruktur. Debat kedua akan digelar di Hotel Sultan Jakarta.

Dua orang presenter televisi telah dipilih sebagai moderator. Mereka adalah Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki.

Ketua KPU Arief Budiman mengungkapkan bahwa KPU telah memutuskan nama panelis untuk debat kedua.  Ada delapan nama panelis yang sudah ditetapkan. Nama-nama itu akan disampaikan kepada publik setelah mereka setuju menjadi panelis. "Ada akademisi dari Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Diponegoro, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga dan Walhi," jelas Arief.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement