Jumat 25 Jan 2019 19:31 WIB

DBD Marak, Kemenkes Minta Pencegahan Dimulai dari Hulu

Bukan hanya fogging kebersihan lingkungan juga penting mengantisipasi DBD.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Fogging darurat RW 03, Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, karena telah ditemukan tiga kasus DBD dan hasil positif banyak jentik nyamuk di rumah warga.
Foto: Republika/Rahma Sulistya
Fogging darurat RW 03, Kelurahan Rambutan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, karena telah ditemukan tiga kasus DBD dan hasil positif banyak jentik nyamuk di rumah warga.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maraknya penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di berbagai daerah membuat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta masyarakat termasuk Pemerintah Daerah (pemda) melakukan pencegahan penyakit itu dari hulu. Sekretaris Jenderal Kemenkes Oscar Primadi mengakui, endemis kasus DBD terjadi di semua wilayah, karena itu pihaknya berharap masyarakat terutama Pemda waspada di hulu.

"Karena pencegahan DBD di hulunya, tidak hanya persoalan fogging pada saat ada yang sakit tetapi dari kebersihan lingkungannya," katanya saat ditemui usai peringatan Hari Gizi Nasional, di Jakarta, Jumat (25/1).

Ia meminta masyarakat dan Pemda jangan membiarkan adanya air tergenang yang membuat adanya jentik-jentik nyamuk, hingga perindukan-perindukan jentik. Sementara dari jajaran pihaknya, Oscar yakin dinas kesehatan setempat telah melakukan penanganan dan penanggulangan di titik-titik terjadinya DBD.

"Mulai dari penyelidikan epidemiologi, pemetaan, fogging, dan pembagian abate. Semua harus dilakukan secara efektif dan efisien," ujarnya.

Jajaran Kemenkes, kata dia, juga berkoordinasi dengan pihak daerah-daerah termasuk daerah yang mengalami bencana banjir untuk mengatasi hal ini. Kendati demikian, ia menyebut upaya yang dilakukan pihaknya harus dibarengi dengan upaya masyarakat dan pemda menjaga lingkungannya.

"Seandainya mampu melakukan pencegahan dari hulunya maka, Insyaallah (bebas DBD)," katanya.

Sebelumnya Kemenkes mencatat jumlah korban penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sejak 1 Januari 2019 hingga 24 Januari 2019 sedikitnya ada 9.868 kasus di Indonesia. Sebanyak 94 jiwa diantaranya meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, mendapat laporan dari 34 provinsi bahwa mulai awal 2019 hingga Kamis sore (24/1) pukul 15.30 WIB sudah terjadi 9.868 kasus DBD. "Ada 9.868 kasus DBD dan yang meninggal hingga sore hari ini 94 jiwa. Provinsi yang mempunyai tren tinggi  kasus suspect dengue adalah Jawa Timur, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur," katanya saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (24/1).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement