Jumat 25 Jan 2019 04:25 WIB

PT MRT Jakarta Siapkan Lapak Bagi UMKM di Lima Stasiun

UMKM yang berdagang di stasiun tersebut harus belum memiliki waralaba.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Teguh Firmansyah
Petugas berktivitas didekat mini information center atau pusat layanan informasi di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Senin (7/1).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas berktivitas didekat mini information center atau pusat layanan informasi di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta, Senin (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- PT MRT Jakarta membahas rencana menyiapkan lapak bagi pengusaha UMKM di lima stasiun MRT. Ini dilakukan sebagai bentuk partisipasi PT MRT Jakarta untuk membantu pengembangan retail UMKM di stasiun MRT.

Direktur Pengembangan dan Dukungan Bisnis PT MRT Jakarta, Ghamal Peris, mengatakan sebagai bentuk dukungan dan keberpihakan penuh PT MRT Jakarta kepada pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), PT MRT Jakarta menyiapkan lima stasiun strategis untuk ditempati oleh 16 gerai UMKM.

“Kelima stasiun tersebut adalah Stasiun Lebak Bulus dengan enam gerai UMKM, Stasiun Fatmawati dengan enam gerai UMKM, Stasiun Haji Nawi dengan satu gerai UMKM, Stasiun Blok A dengan satu gerai UMKM, dan Stasiun Dukuh Atas dengan dua gerai UMKM,” ujar dia dalam konferensi pers usai rapat di Kantor Pusat PT MRT Jakarta, Kamis (24/1).

Baca juga, PT MRT Jalin Kerja Sama Keamanan dengan Kodam Jaya.

Penentuan UMKM ini, dikatakan dia, dilakukan melalui proses seleksi bekerjasama dengan kurator Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) RI. Tahapan pengumuman dan pendaftaran akan dimulai pada Januari 2019 dan diharapkan pada 18 Februari 2019 nanti, seluruh UMKM yang akan menempati stasiun MRT Jakarta telah ditetapkan.

Sehingga jika seluruh UMKM sudah ditetapkan, maka ketika MRT Jakarta beroperasi pada Maret 2019, gerai ini pun telah beroperasi. Sebanyak 16 gerai UMKM ini terdiri dari delapan gerai kuliner, lima gerai mode (fashion), dan tiga gerai kriya (kerajinan tangan).

Selain itu kriteria awal bagi UMKM yang berdagang di stasiun tersebut, adalah UMKM yang belum memiliki waralaba, hanya dari kategori sektor kuliner, fashion, dan kriya, milik Warga Negara Indonesia (WNI), tidak memiliki toko di pusat perbelanjaan kategori A. Selain itu tidak menggunakan peralatan membahayakan area stasiun, memiliki laporan keuangan toko atau jenama (brand) selama satu tahun terakhir (termasuk di media sosial).

“Dan para pedagang harus siap membuka gerai sejak pukul 05.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB,”ucap Ghamal.

Sementara itu, Deputi Pemasaran Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) RI, Joshua Puji Mulia Simandjuntak, menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi BEKRAF dalam pengembangan UMKM di stasiun MRT Jakarta.

BEKRAF menyambut positif tawaran diadakannya retail UMKM di dalam stasiun MRT Jakarta, sebagai bagian dari sejarah perubahan bagi warga Jakarta. “Stasiun MRT Jakarta hadir mendukung UMKM,” kata Joshua.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement