Jumat 25 Jan 2019 00:20 WIB

TGB Minta Masyarakat Hentikan Mencaci Pemimpin

Masyarakat diimbau tak terpecah belah hanya karena perbedaan pandangan politik.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Teguh Firmansyah
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB).
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA -- Politisi asal Partai Golkar yang juga tokoh agama, TGH Muhammad Zainul Majdi atau akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB), mengajak masyarakat untuk menghentikan cacian dan makian terhadap pemimpin. Sebab, pemimpin yang terpilih tersebut merupakan cerminan dari amalan yang memilihnya.

"Urusan perbedaan pandangan politik, itu hal biasa. Tetapi, jangan sampai kita mencaci maki para pemimpin kita," ujar TGB, di sela-sela mengisi tausiyah di Tajug Gede Cilodong, Kecamatan Bungursari, Kabupaten Purwakarta, Kamis (24/1).

Mantan Gubernur NTB dua periode ini juga mengimbau agar masyarakat tidak sampai terpecah-pecah akibat perbedaan pandangan politik pada momentum 2019 ini.

Siapapun yang menang nanti dalam Pemilu 2019, tugas warga itu bekerja, berkhidmat dan beribadah.

Karena itu, TGB mengajak para jamaah yang hadir untuk bermuhasabah atau introspeksi diri, untuk saling menyayangi dan membangun hubungan sosial yang baik.

Baca juga, Gabung ke Golkar, TGB Hadiri Silaturahim Partai Golkar.

Menurutnya, hidup di Indonesia ini merupakan sebuah kenikmatan yang tak terhingga. Apa pasalnya? Di negara ini, siapapun bisa menghujat, mencaci, menyudutkan para pemimpinnya, termasuk, kepada kepala negara.

Sedangkan di negara lain, seperti negara yang sangat Islami, jika ada majelis yang ulamanya berceramah lalu mencaci pemimpin di negara itu, maka usia majelis itu tak akan lama. Karena itu, mari hentikan mencaci para pemimpin.

"Cara pandang kita harus lebih terbuka lagi, yaitu berpandangan dengan penuh syukur. Bersyukur kita bisa hidup di Indonesia, yang negaranya sangat menghargai perbedaan agama," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement