Kamis 24 Jan 2019 21:40 WIB

94 Jiwa Meninggal Akibat DBD Sejak Awal Tahun

Kasus DBD terbanyak ada di Jawa Timur.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang ibu menjaga anaknya yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat RSUD SK Lerik di Kota Kupang NTT Kamis, (24/1/19).
Foto: Antara/Kornelis Kaha
Seorang ibu menjaga anaknya yang terserang Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat RSUD SK Lerik di Kota Kupang NTT Kamis, (24/1/19).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat jumlah korban yang meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) sejak 1 Januari 2019 hingga 24 Januari 2019 sedikitnya ada 9.868 kasus di Indonesia dan 94 jiwa meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

"Ada 9.868 kasus DBD dan yang meninggal hingga sore hari ini 94 jiwa. Provinsi yang mempunyai tren tinggi  kasus suspect Dengue adalah Jawa Timur, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur," katanya Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (24/1).

Rinciannya, sebanyak 2.005 kasus DBD di Jatim kemudian yang meninggal 39 jiwa. Kemudian di Lampung terjadi 827 kasus DBD dan tidak ada penderita yang meninggal dunia. Kemudian di Nusa Tenggara Timur 785 kasus DBD dan yang meninggal 13 jiwa, Sulawesi Utara 720 kasus dan 10 jiwa meninggal, Jawa Barat 698 kasus dan satu jiwa meninggal, kemudian di Jawa Tengah 521 kasus dan 0 kematian.

"Kemudian di Kalimantan Timur 465 kasus dan tiga kematian, Sulawesi Selatan 452 kasus, DKI Jakarta 370 kasus, Kalimantan Selatan 345 kasus dan satu kematian, Sumatra Selatan 334 kasus, Banten 220 kasus, dan Kalimantan Barat 208 kasus," ujarnya.

Kemudian kasus di Kepulauan Riau 191 kasus dan tidak ada kematian, kemudian di Jambi 190 kasus dan satu kematian, Riau 179 kasus dan satu kematian akibat gigitan nyamuk Aedes aegypti pembawa virus dengue tersebut.

Selain itu Kalimantan Tengah 177 kasus dan 0 kematian, Sumatra Barat 157 kasus, Gorontalo 147 kasus, Bali 138 kasus, Aceh 112 kasus dan satu kematian,  Bengkulu 110 kasus dan 0 kasus, Sulawesi Tenggara 98 kasus, Yogyakarta 88 kasus, Sulawesi Tengah 87 kasus, Bangka Belitung 75 kasus, Papua 37 kasus dan satu kematian, Maluku Utara 31 kasus, Maluku 30 kasus, Kalimantan Utara 29 kasus, Sumatra Utara 23 kasus, Sulawesi Barat 18 kasus dan satu meninggal, dan Papua Barat satu kasus.

"Sementara daerah yang sudah menyatakan kejadian luar biasa (KLB) dengan W1 (peningkatan wabah) yaitu Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, kemudian Kota Kupang dan Kabupaten Manggarai Barat di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Sulawesi Utara," ujarnya.

Ia mengklaim Kemenkes telah melakukan upaya-upaya yaitu memberikan surat edaran Kementerian Kesehatan kepada semua gubernur tentang kesiapsiagaan menghadapi DBD, penggerakan masyarakat melakukan pemberantasan sarang nyamuk, dan mengaktifkan pokja DBD di setiap kabupaten/kota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement