Kamis 24 Jan 2019 20:26 WIB

95 Persen Listrik Lombok Padam Akibat Cuaca Ekstrem

PLN NTB saat ini sedang melakukan proses penormalan secara bertahap.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Dwi Murdaningsih
Baliho roboh di Lombok Barat akibat cuaca ekstrem pada Kamis (24/1).
Foto: Dok Pemkab Lombok Barat
Baliho roboh di Lombok Barat akibat cuaca ekstrem pada Kamis (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Hujan deras disertai angin kencang yang melanda Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), berdampak pada sektor kelistrikan. Pantauan Republika.co.id, kondisi Kota Mataram, Ibu Kota NTB, gelap gulita pada Kamis (24/1) sekira pukul 18.00 WITA atau menjelang azan Magrib.

Manajer Komunikasi PLN Unit Induk Wilayah NTB Taufik Dwi Nurcahyo mengatakan, hampir seluruh wilayah di Lombok mengalami pemadaman pada Kamis (24/1) mulai pukul 18.01 WITA. Sampai pukul 21.30 WITA, listrik belum juga menyala.

"95 persen sistem kelistrikan Lombok mengalami padam akibat gangguan yang disebabkan cuaca ekstrem," ujar Nurcahyo di Mataram, NTB, Kamis (24/1).

Taufik menyampaikan, tim PLN NTB saat ini sedang melakukan proses penormalan secara bertahap. Hujan deras disertai angin kencang juga  mengakibatkan banyak pohon tumbang di beberapa wilayah di Kabupaten Lombok Barat. Angin kencang sebelum gerimis itu  terjadi sekitar pukul 15.30 WITA.

Staf Humas Pemkab Lombok Barat Romi mengatakan beberapa baliho dan reklame outdoor milik Pemkab Lombok Barat dan swasta pun bertumbangan tidak kuat menahan deru angin di Kelurahan Dasan Geres, Kecamatan Gerung.

"Beberapa pohon di sepanjang Jalan Soekarno Hatta pun mengalami hal yang sama. Jalan protokol itu pun terpaksa ditutup sementara sehingga banyak pegawai harus putar arah mencari jalan pulang melalui bypass," ujar Romi.

Di beberapa wilayah lainnya, kata dia, mengalami hal yang sama seperti pohon besar di depan Pasar Kuripan yang tumbang dan membuat Camat Kuripan Banu Harli berjibaku bergotong royong dengan warga sekitar untuk membersihkannya. Demikian pula nasib pohon-pohon besar di wilayah Kecamatan Gunung Sari. Pohon yang persis berada di seberang bekas pasar tumbang dan menghambat arus lalu lintas menuju dan dari Kabupaten Lombok Utara.

Pihak Dinas Pemadam Kebakaran, Satuan Pol PP, personil Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Perumahan dan Permukiman di beberapa titik lokasi itu diterjunkan untuk melakukan pembersihan sementara.

"Mereka berrjibaku dengan derasnya hujan agar pohon-pohon tersebut tidak menghambat mobilitas warga," kata Romi.

Romi menambahkan, angin kencang itu tidak hanya menumbangkan pepohonan dan baliho. Di Desa Kediri Selatan, kekuatan angin itu telah merusak paling sedikit dua rumah.

Atap rumah milik Muhammad Hazrin (45) lepas dari tembok dan dindingnya. Atap dari spandek itu teronggok jatuh di samping halaman rumahnya karena dihempas angin bertubi-tubi.

"Saat ini rumah milik tenaga honorer Pemkab Lombok Barat itu terbuka dan tidak lagi bisa melindungi pemiliknya dari deras hujan yang datang kemudian," ucap Rohmi.

Demikian pula dengan rumah warga lainnya, Huban (47). Warga Dusun Sedayu Selatan itu pun harus merelakan atap rumahnya yang terbuat dari genteng jatuh berhamburan.

"Saya berharap semoga pemerintah mau meringankan beban saya. Mohon untuk sementara saya bisa dibantu tenda supaya saya bisa tidur dengan 4 anak saya," ujar Huban.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement