REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Maruf Amin, Ace Hasan Syadzily menuding Anggota Dewan Pakar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Dradjad Wibowo telah menyebar hoaks terkait utang negara. Disebutnya, pembayaran utang pada tahun 2017 di atas Rp 500 triliun, sedangkan anggaran untuk infrastruktur Rp 400 triliun.
Ace mengatakan, berbeda dengan klaim Dradjad Wibowo, anggaran infrastruktur pada tahun 2018 masih lebih besar daripada pembayaran bunga dan cicilan utang. "Angka di tahun 2017 untuk anggaran infrastruktur Rp 379.7 triliun lebih besar dari anggaran pembayaran cicilan pokok dan bunga 2017 yang sebesar Rp 282.4 triliun," ujar Politikus Partai Golkar, Kamis (24/1).
Ace melanjutkan, begitu juga anggaran infrastruktur 2018 sebesar 410.7 triliun, lebih besar dari cicilan pokok dan bunga 2018 sebesar 325.8 triliun. Pada APBN 2019, anggaran infrastruktur 2019 sebesar Rp 415.0 triliun juga konsisten lebih besar dari cicilan pokok dan bunga utang tahun 2019 adalah sebesar Rp 367.9 triliun
"Dengan melempar hoaks seperti itu, Timses Prabowo-Sandi ingin menggalang opini bahwa pemerintah Jokowi terjebak perangkap utang sehingga pembayaran utang lebih besar dari anggaran infrastruktur. Hoaks semacam ini jelas pembodohan bagi rakyat," keluh Ace
Sementara, kata Ace, Dradjad Wibowo sendiri mengakui bahwa secara teori utang pemerintah masih aman. Jadi, sambungnya, Drajad berupa mengais-ngais isu dengan mendramatisasi soal utang dengan menyebutkan pembayaran utang lebih besar dari anggaran infrastruktur.