REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir, longsor, hingga angin puting beliung menerpa hampir seluruh wilayah di Sulawesi Selatan (Sulsel). Pencarian korban terus dilakukan hingga Kamis (24/1). Tim gabungan menemukan 30 orang meninggal dunia dan sejumlah orang lagi masih hilang.
“Pencarian di hari kedua ini ditemukan sebanyak 30 orang meninggal dunia dan 25 orang masih hilang,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id pada Kamis (24/1).
Sutopo memaparkan, berdasarkan pendataan dampak bencana yang dilakukan oleh Pusdalops BPBD Sulsel, tercatat 47 orang luka-luka, 5.825 orang terdampak, dan 3.321 orang mengungsi. Kemudian, 76 unit rumah rusak dan hanyut, 2.694 unit rumah terendam, 11.433 hektare sawah terendam banjir, sembilan jembatan rusak, dua pasar rusak, enam unit fasilitas peribadatan rusak, dan 13 unit sekolah rusak.
Warga mengungsi di masjid saat terjadi banjir di kompleks Swadaya Kelurahan Batua Raya, Makassar, Sulsel, Senin (5/1). (Antara/Yusran Uccang)
“Data ini sementara dan kemungkinan berubah karena pendataan masih dilakukan oleh BPBD dan unsur lainnya,” kata Sutopo.
Adapun sebaran dampak bencana banjir, longsor, dan puting beliung di wilayah Sulsel ini meliputi 78 desa di 52 kecamatan yang tersebar di 10 kabupaten. Yakni, Jeneponto, Maros, Gowa, Kota Makassar, Soppeng, Wajo, Barru, Pangkep, Sidrap, dan Bantaeng.
Sutopo kembali memaparkan, di Kabupaten Jeneponto 10 orang meninggal dunia, tiga orang hilang dan 51 unit rumah rusak. Di Kabupaten Maros, empat orang meninggal dunia, 1.200 orang terdampak, 200 orang mengungsi, 400 unit rumah terendam, 8.349 ha sawah, dan satu fasilitas peribadatan rusak.
Di Kabupaten Gowa, 16 orang meninggal dunia, 21 orang hilang, 46 luka, 2.121 orang mengungsi, 10 unit rumah rusak, 604 unit rumah terendam, dan satu jembatan rusak. Sedangkan di Kota Makassar, sebanyak 2.942 orang terdampak, 1.000 orang mengungsi, dan 477 rumah terendam banjir.
Selanjutnya di Kabupaten Soppeng terdapat 1.672 ha sawah terendam. Di Kabupaten Wajo 1.683 orang terdampak, 1.198 rumah terendam, 1.412 ha sawah terendam, delapan jembatan rusak, empat fasilitas peribadatan rusak, dan 11 fasilitas pendidikan rusak.
Kemudian di Kabupaten Barru, dua pasar rusak, satu fasilitas pendidikan rusak, dan satu fasilitas pemerintahan rusak. Di Kabupaten Pangkep satu orang hilang, satu luka-luka, 28 rumah rusak dan terendam, satu fasilitas peribadatan rusak, satu fasilitas sekolah rusak. Sedangkan di Kabupaten Sindrap terdapat satu KK terdampak, satu unit rumah rusak sedang.
“Penanganan darurat masih terus dilakukan tim gabungan dari BPBD BNPB, TNI, Polri, Basarnas, Kementerian/Lembaga, SKPD, PMI, relawan, NGO dan masyarakat,” kata Sutopo.
Warga berusaha menerobos genangan banjir yang merendam kompleks Swadaya, Kelurahan Batua Raya, Makassar, Sulsel, Senin (5/1). (Antara/Yusran Uccang)
Kepala BNPB, Doni Monardo pun berada di lokasi bencana untuk mengkoordinir potensi nasional membantu Pemda Sulawesi Selatan. BNPB juga telah menyerahkan bantuan dana siap pakai Rp 1 milyar untuk operasinal keposkoan dan darurat bagi BPBD yaitu Jeneponto Rp 250 juta, Gowa Rp 250 juta, Maros Rp 250 juta dan Kota Makassar Rp 250 juta. Selain itu bantuan logistik juga dikirimkan.
Untuk masyarakat, Sutopo mengimbau agar selalu meningkatkan kewaspadaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung. Karena Januari hingga Februari adalah puncak hujan akan terjadi di sebagian besar wilayah di Indonesia.