Kamis 24 Jan 2019 14:20 WIB

BNPT: Terorisme di Indonesia Kecil, Tetapi Jangan Diremehkan

Potensi terorisme sangat minimalis bila dibandingkan populasi Indonesia.

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Ratna Puspita
Kepala BNPT Komisaris Jenderal Suhardi Alius di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (24/1).
Foto: Republika/Arif Satrio Nugroho
Kepala BNPT Komisaris Jenderal Suhardi Alius di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (24/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Suhardi Alius menyebut potensi terorisme Indonesia tak begitu besar. Namun, potensi terorisme itu tak bisa diremehkan.

"Kita tidak boleh underestimate, ya, karena terorisme ini kan fenomena global, walaupun sekali lagi saya katakan, Indonesia masih uggul lah dalam ramgka penanggulangan terorisme," kata Suhardi di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (24/1).

Suhardi mengatakan, potensi terorisme sangat minimalis bila dibandingkan populasi Indonesia. BNPT pun bekerja sama dengan semua aparat, dalam hal ini Densus 88 Antiteror.

BNPT bergerak dalam bidang pencegahan dan penanggulangan. "Di bidang pencegahannya, baik itu kontra deradikaisasi dan kesiapsiagaan nasional itu kita petakan. Itu ada, pengaruh-pengaruh itu tetap masih ada ya," ujar Suhardi. 

BNPT pun mengandalkan kerja sama antar pihak, misalnya pemerintah daerah dan kementerian lainnya. Kerja sama dibangun dari hasil pemetaan BNPT melalui aktivitas - aktivitas masyarakat yang berbau teprorisme.

Dalam hal ini, misalnya, BNPT memantau aktivitas di media sosial. "Nah, kita pantau itu, cyber itu kita lihat mana yang memberikan seperti itu, arah-arah intoleransi sehigga kita petakan kita kasih prioritas tanpa mengabaikan yang lain," kata dia. 

Selain itu, kata Suhardi, potensi terorisme di Indonesia ini juga dipengaruhi aktivitas terorisme Internasional, misalnya di Suriah. Pengaruh internasional itu, kata Suhardi, tersebar melalui media sosial dan memanfaatkan teknologi informasi.

"Nah, ini harus kita antisipasi dengan baik, mereka itu sudah punya ideologi yang keras ya," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement